Lelang SBN valas tengah dipersiapkan



JAKARTA. Pilihan instrumen investasi di pasar domestik semakin beragam. Pemerintah berniat menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) dalam denominasi dollar Amerika Serikat (AS).

Pemerintah akan menawarkan SBN valas itu, melalui sistem lelang Bank Indonesia (BI), seperti SBN rupiah. "Selain untuk diversifikasi pendanaan, SBN valas juga untuk menyerap likuiditas dollar AS yang melimpah, terutama dari kalangan perbankan," ujar Rakhmat Waluyanto, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementrian Keuangan (Kemkeu), akhir pekan lalu.

Namun, pemerintah belum bisa memastikan jadwal lelang SBN valas ini. Bimantara Widyajala, Direktur SBN Kemkeu, menambahkan, yang sudah dilakukan sejauh ini adalah menyiapkan aturan pelaksanaan Menteri Keuangan dan prosedur standar operasi (SOP).


Basis investor sempit

Sebelum menggelar lelang SBN valas, pemerintah akan melihat terlebih dahulu kondisi likuiditas dollar AS di dalam negeri. Pemerintah akan berkoordinasi dengan BI untuk menentukan waktu lelang yang tepat. Namun, berapa tenor SBN valas yang akan dilelang, pemerintah masih enggan mengungkapkan.

Sejatinya, rencana lelang SBN valas ini pernah terlontar tahun lalu. Ketika itu, pemerintah berniat merilis SBN valas bertenor 10 tahun. Namun, rencana itu batal, setelah mayoritas investor yang menjadi responden survei, hanya meminati tenor pendek.

Berkaca dari penjualan global bond bertenor 10 tahun dan 30 tahun senilai US$ 2,5 miliar April lalu, investor Indonesia mendominasi pembelian hingga 23%. Hal ini dinilai sebagai indikasi cukup besarnya prospek SBN valas di pasar domestik.

I Made AS, analis NC Securities, memperkirakan, nilai emisi SBN valas tidak akan besar mengingat basis investornya sempit. "Dollar AS yang beredar di dalam negeri tentu tidak sebesar di mancanegara," kata dia.

Minat investor kemungkinan tidak besar, karena kuponnya di bawah kupon obligasi dollar AS terbitan korporasi.

Herdi R. Wibowo, Head of Debt Capital Market Trimegah Securities, menilai, jika pemerintah menjual SBN valas di pasar luar negeri, seperti global bond, hasilnya akan lebih memuaskan karena basis investor yang lebih luas. "Jika dipaksa terbit di sini, investor tetap ada, terutama dari perbankan," katanya.

Kalangan asuransi dan dana pensiun akan berpikir dua kali untuk masuk, mengingat sumber dana mereka terbesar berupa rupiah. Pasalnya, bagi pemodal rupiah, berinvestasi di SBN valas memiliki risiko nilai tukar.

Analis memperkirakan kupon SBN valas tidak akan berbeda jauh dengan global bond RI. Prediksi Herdi, SBN valas tenor 10 tahun kuponnya akan berkisar 3,62%-3,86%. Sedangkan untuk tenor 30 tahun, kuponnya bisa di kisaran 5%-5,37%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri