Lelang SBSN akan ramai di seri tenor pendek



JAKARTA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) berencana menggelar lelang surat utang syariah negara atau sukuk negara. Pada lelang sukuk, Selasa pekan depan (9/7), DJPU memasang target indikatif Rp 1,5 triliun dari lima seri sukuk negara.

Satu seri sukuk merupakan surat perbendaharaan negara syariah terbitan baru yang jatuh tempo pada 10 Januari 2014. Empat seri lainnya adalah project-based sukuk (PBS), masing-masing PBS001 bertenor 5 tahun, PBS003 bertenor 14 tahun, PBS004 bertenor 24 tahun dan PBS005 bertenor 30 tahun.

Josua Pardede, ekonom Bank Internasional Indonesia (BII) mengatakan, positifnya hasil lelang surat utang negara (SUN), Selasa lalu (2/7), akan diikuti juga oleh lelang sukuk negara. Jika pada lelang perdana SUN di kuartal III-2013, pemerintah berhasil memenangkan lelang sesuai target maka target pada lelang sukuk kali ini juga akan tercapai.


Konsekuensinya, pemerintah mengabulkan permintaan imbal hasil yang tinggi. "Saat ini, ada ekspektasi meningkatnya laju inflasi di bulan Juli. Sebab, di bulan ini ada tiga event, yaitu dampak kenaikan harga BBM bersubsidi, memasuki bulan puasa, dan memasuki tahun ajaran baru," jelas Josua, Kamis (4/7).

Josua bilang, investor cenderung berburu sukuk tenor pendek. Saat ini, investor menimbang situasi global yang belum pasti. Bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve berencana mengurangi stimulus moneter. Selain itu, sepanjang Juni, aliran dana keluar dari pasar obligasi dan saham sangat deras.

Dari faktor domestik, investor juga mengantisipasi rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 11 Juli 2013. Pasar menaruh ekspektasi kenaikan BI rate sebesar 25 basis poin. Josua menduga, ekspektasi naiknya BI rate dan inflasi di bulan Juli akan mengerek imbal hasil sukuk 10 basis poin - 20 basis poin di atas imbal hasil SUN bertenor sama.

Investment Analyst Sucorinvest Asset Management, Andrew Arya Saputra bilang, pemerintah terlihat mengubah strategi lelang SUN. Sepanjang semester I-2013, pemerintah banyak memenangkan seri-seri obligasi dengan tenor panjang. Nah, di semester II ini, pemerintah lebih membidik tenor pendek.

Andrew memprediksi, imbal hasil sukuk seri PBS004 berkisar antara 8%-8,1% dan antara 8,3%-8,4% untuk seri PBS005. Menurutnya, setelah inflasi terkendali, investor akan kembali masuk ke tenor panjang. Tingginya permintaan yield investor ini juga dipicu oleh derasnya capital outflow. Kondisi ini melemahkan posisi pemerintah saat sedang mengejar target penerbitan SUN, sehingga mau tidak mau memenangkan lelang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati