Lelang SBSN tinggal empat kali lagi, investor diperkirakan akan semakin agresif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan menggelar lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara pada Selasa (27/10) mendatang. Lelang SBSN tersebut merupakan lelang SBSN ke-21 yang akan digelar pada tahun ini.

Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Dwi Irianti Hadiningdyah mengatakan, hingga 13 Oktober kemarin, total penerbitan SBSN melalui lelang sudah mencapai Rp 185,115 triliun. “Kalau total penerbitan SBSN baik dari lelang, ritel, private placement, hingga valas, jumlahnya mencapai Rp 321,383 triliun,” kata Dwi kepada Kontan.co.id, Jumat (23/10).

Sementara untuk agenda lelang SBSN pada tahun ini, Dwi mengungkapkan jadwalnya sesuai dengan kalender penerbitan tahun ini. Sehingga lelang SBSN terakhir pada tahun ini akan dilakukan pada 8 Des 2020. Artinya, hanya tersisa empat kali lagi lelang SBSN pada sisa tahun ini.


Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana melihat, walau lelang SBSN menyisakan empat kali lagi, dari sisi permintaan investor dan penyerapan masih akan cenderung stabil. Fikri memperkirakan pemerintah masih mempunyai ruang untuk penyerapan dana dari lelang SBSN sebesar Rp 30 triliun-Rp 40 triliun hingga akhir tahun.

Baca Juga: Pemerintah akan melelang 5 seri SBSN dengan target Rp 10 triliun pada Selasa (27/10)

“Di satu sisi, pemerintah juga masih punya opsi untuk melakukan aksi private placement, sehingga ini akan membuat pemerintah tidak perlu agresif. Justru investor yang sebaiknya mengambil posisi oportunis mengingat dengan adanya aksi private placement, mereka justru bisa kehilangan kesempatan mendapatkan surat utang jika tidak cepat-cepat,” ujar Fikri.

Sementara Director and Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Asset Management Ezra Nazula juga melihat ada kemungkinan permintaan dari investor akan meningkat. “Dengan lelang SBSN yang hanya menyisakan empat kali lagi, minat investor dapat meningkat jika kondisi risk on berlanjut dan terus menopang pasar obligasi. Namun secara umum, demand lelang pada kuartal IV-2020 memang akan naik,” tandas Ezra.

Baca Juga: Laris manis, penjualan ORI018 capai Rp 12 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati