JAKARTA. Pemerintah kurang agresif menyerap dana dari lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias sukuk negara. Pada lelang yang digelar Selasa (22/9), dana yang diserap hanya sesuai target yaitu Rp 2,5 triliun. Padahal permintaan yang masuk hampir dua kali lipat dari target. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat, total permintaan dari investor mencapai Rp 4,67 triliun. Permintaan terbesar masuk untuk seri PBS009 yang jatuh tempo 25 Januari 2018. Jumlahnya mencapai Rp 1,78 triliun, dengan yield tertinggi 9% dan terendah 8,34%. Di urutan kedua terbanyak permintaan untuk SPN-S 09032016 sejumlah Rp1,15 triliun. Sukuk yang jatuh tempo 9 Maret 2016 ini mendapat tawaran yield tertinggi 8% sedangkan terendah 6,87%. Dua seri lainnya, PBS008 menorehkan permintaan Rp 926 miliar, dan PBS006 dengan jumlah Rp 810 miliar.
Lelang sukuk hanya serap dana Rp 2,5 triliun
JAKARTA. Pemerintah kurang agresif menyerap dana dari lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias sukuk negara. Pada lelang yang digelar Selasa (22/9), dana yang diserap hanya sesuai target yaitu Rp 2,5 triliun. Padahal permintaan yang masuk hampir dua kali lipat dari target. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat, total permintaan dari investor mencapai Rp 4,67 triliun. Permintaan terbesar masuk untuk seri PBS009 yang jatuh tempo 25 Januari 2018. Jumlahnya mencapai Rp 1,78 triliun, dengan yield tertinggi 9% dan terendah 8,34%. Di urutan kedua terbanyak permintaan untuk SPN-S 09032016 sejumlah Rp1,15 triliun. Sukuk yang jatuh tempo 9 Maret 2016 ini mendapat tawaran yield tertinggi 8% sedangkan terendah 6,87%. Dua seri lainnya, PBS008 menorehkan permintaan Rp 926 miliar, dan PBS006 dengan jumlah Rp 810 miliar.