Lelang sukuk negara akan sepi peminat



JAKARTA. Pemerintah akan melelang surat berharga syariah negara (SBSN) alias sukuk negara, Selasa (3/6). Dalam lelang kali ini, pemerintah menargetkan bisa menyedot dana Rp 1,5 triliun.

Pemerintah menawarkan tiga seri sukuk. Yakni, satu seri anyar (new issuance) SPN-S04122014 bertenor enam bulan dan akan jatuh tempo 4 Desember 2014.

Seri ini menggunakan aset dasar barang milik negara, berupa tanah dan bangunan. Sementara, dua seri lainnya yakni seri lawas (reopening), yakni sukuk seriĀ  PBS005 bertenor 29 tahun. Sukuk yang berbasis proyek alias project based sukuk (PBS) ini akan jatuh tempo 15 April 2043. Seri ini ditawarkan dengan imbalan 6,75%.


Serta, sukuk seri PBS006 bertenor enam tahun yang akan jatuh tempo 15 September 2020. Seri ini menawarkan imbalan 8,25%. Kedua seri ini menggunakan aset dasar proyek atau kegiatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014.

Ariawan, analis obligasi Sucorinvest Central Gani memprediksikan, pemerintah akan menyerap seri bertenor pendek SPN-S04122014 dengan yield di kisaran 6,2% hingga 6,3%. Sedangkan, untuk seri tenor panjang PBS005, ia memperkirakan, akan memberi yield di kisaran 8,9%-9%. "Saya pikir permintaan dari investor tidak akan terlalu besar," kata dia, kemarin.

Ariawan pun memproyeksikan, permintaan yang masuk dalam lelang tersebut tidak akan berbeda dibandingkan tiga lelang sukuk sebelumnya. Menurut dia, permintaan yang masuk hanya akan sekitar Rp 2 triliun-Rp 4 triliun.

Investor masih akan mengambil sikap hati-hati dan cenderung wait and see sambil menanti perkembangan politik dalam negeri. "Selain itu, investor juga akan melihat permintaan terhadap surat utang negara (SUN) secara keseluruhan. Ini seiring rencana pemerintah menaikkan target penerbitan SUN," ujar Ariawan.

Head of Fixed Income Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto memperkirakan, penerbitan SUN gross tahun ini bakal membengkak. Ini lantaran , dalam rancangan APBN Perubahan 2014, defisit anggaran meningkat menjadi 2,5% dari produk domestik bruto. Semula di APBN 2014, defisit anggaran ditargetkan sebesar 1,69% dari PDB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana