Lelang sukuk negara bakal kebanjiran peminat



JAKARTA. Pemerintah akan kembali melelang Surat Berharga Negara Syariah alias sukuk negara pada 12 April 2011. Rencananya, pemerintah akan menawarkan empat seri sukuk negara, diantaranya IFR0005, IFR0007, IFR0006 dan IFR0010. Dahlan Siamat Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan menjelaskan, dari hasil lelang kali ini pemerintah menargetkan bisa memperoleh dana sebeasr Rp 1 triliun. Pemerintah cukup yakin permintaan SBSN kali ini masih akan cukup besar."Investor sukuk negara terutama dari perusahaan asuransi, terutama dari perusahaan asuransi, dana pensiun, reksadana dan perbankan," jelas Dahlan. Perbankan yang tertarik tertarik membeli sukuk negara menurut dia tidak hanya dari bank syariah tapi juga ada bank konvensional.Peminat sukuk menurut Dahlan juga tidak berasal dari institusi. "Perorangan atau ritel juga ikut membeli," ujar dia.Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih juga percaya permintaan pada obligasi syariah negara masih akan cukup besar. "Kalau kelebihan permintaan 3 - 4 kali saya rasa masih sangat mungkin," ujarnya. Maklum, jika menengok hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) dan sukuk negara sebelumnya selalu kebanjiran permintaan.Imam MS Analis Pasar Obligasi dan Ekonom Trimegah Securities menduga kemungkinan penawaran yang masih akan sama dengan lelang sebelumnya Rp 4 triliun - Rp 5 triliun. "Seri panjang masih akan diminati oleh investor," kata Imam. Sebab menurut Imam investor akan memperhitungkan tingkat bunga yang akan mereka peroleh. Seperti pada seri IFR0007, IFR0006 dan IFR010 yang memberikan bunga diatas 9%.Kedua analis ini sepakat minat investor yang masih cukup besar lebih disebabkan likuiditas yang masih cukup tinggi. Lana menambahkan, dana asing diperkirakan akan yang akan masuk ke Indonesia mencapai US$ 15 miliar di tahun 2011 ini. Saat ini dana asing baru masuk sekitar US$ 3 miliar.Banjir peminat tersebut menurut Lana juga disebabkan pilihan investasi semakin berkurang karena krisis Eropa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Rizki Caturini