Lelang sukuk ramai peminat, pemerintah serap dana Rp 8,90 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias Sukuk Negara pada Selasa (20/3) ramai peminat. Namun, permintaan yield terbilang cukup tinggi.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementrian Keuangan (DJPPR), jumlah penawaran yang masuk pada lelang sukuk kali ini mencapai Rp 13,06 triliun. Jumlah ini lebih tinggi dari penawaran yang masuk pada lelang dua pekan lalu sebesar Rp 8,6 triliun.

Lebih tingginya jumlah penawaran yang masuk membuat pemerintah juga menyerap dana lebih banyak dari target indikatif sebesar Rp 8 triliun. Pada lelang kali ini, pemerintah menyerap sebesar Rp 8,90 triliun, lebih tinggi dari lelang SBSN sebelumnya yaitu hanya Rp 5,09 triliun.


Lili Indarli, analis IBPA mengatakan, yield yang diminta pelaku pasar pada lelang kali ini cenderung tinggi. "Tercermin dari seluruh seri yang dimenangkan, hanya satu seri yang mencatatkan spread yield antara yield rata-rata tertimbang dan midday yield IBPA bernilai negatif, yaitu seri SPN-S sebesar minus 21,42 basis poin (bps)," kata Lili, Selasa (20/3).

Sementara, empat seri lainnya mencatatkan spread yield positif pada kisaran 2,13 bps hingga 11,73 bps.

Pada lelang SBSN hari ini, pemerintah menawarkan enam seri. Pertama, SPNS07092018 yang jatuh tempo pada 7 September 2018 memiliki yield rata-rata yang dimenangkan 4,29%. Seri bertenor pendek ini menerima jumlah penawaran masuk sebesar Rp 4,81 triliun. Pemerintah menyerap dana dari seri ini sebanyak Rp 3 triliun.

Kedua, PBS016 dengan jumlah penawaran paling tinggi sebesar Rp 4,98 triliun. Seri obligasi ini akan jatuh tempo pada 15 Maret 2020 dan memiliki yield rata-rata tertimbang 6,06%. Pemerintah menyerap Rp 4,63 triliun dari seri ini.

Ketiga, seri PBS002 yang kedaluwarsa pada 15 Januari 2022 memiliki yield rata-rata tertimbang 6,35%. Seri ini menerima jumlah penawaran masuk mencapai Rp 682 miliar, dan dana yang diserap pemerintah Rp 503 miliar.

Keempat, seri PBS017 yang jatuh tempo 15 Oktober 2025, menerima  penawaran masuk sebesar Rp 794 miliar. Seri ini memiliki yield rata-rata tertimbang 6,82%. Pemerintah menyerap dana Rp 620 triliun dari seri ini.

Kelima, seri PBS012 yang jatuh tempo pada 15 November 2031 menerima penawaran masuk Rp 988 triliun. Namun, pemerintah tidak menyerap dana sama sekali dari seri ini.

Terakhir, seri PBS004 menerima penawaran masuk sebesar Rp 527 miliar. Pemerintah menyerap Rp 440 miliar dari seri ini. Yield rata-rata yang dimenangkan 7,65% dan seri ini memiliki jauh tempo pada 15 Februari 2037.

Lili mengatakan pemerintah tidak menyerap dana dari seri PBS012 kemungkinan karena dipicu permintaan tingkat imbal hasil cukup tinggi. Yield yang diminta investor untuk seri ini berkisar 7,09%-7,75%.

Dengan hanya menyisakan satu lelang SBN pada kuartal I-2018, total dana yang berhasil dikumpulkan pemerintah dari penyelenggaraan lelang SBN & SBSN sudah mencapai Rp 190,28 triliun. Dengan kata lain, dana yang terkumpul hanya tersisa 2,17% untuk mencapai target kuartal I-2018 yang sebesar Rp 194,50 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini