Lelang SUN berpotensi laku keras



KONTAN.CO.ID - Pemerintah kembali menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (19/9). Penawaran yang masuk dalam lelang kali ini berpotensi mencapai lebih dari Rp 30 triliun. Padahal pemerintah cuma mematok target indikatif penyerapan dana sebesar Rp 15 triliun.

Menurut Analis Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia Anil Kumar, prospek lelang anyar tersebut bakal mengkilap. Sebab, banyak sentimen positif yang datang dari dalam negeri. Hal ini akan menyokong lelang pekan depan. "Nilai tukar rupiah stabil, neraca perdagangan juga mengalami surplus, inflasi terjaga dan Indonesia memasuki new era suku bunga rendah," jelas dia, Jumat (15/9).

Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, neraca perdagangan Agustus 2017 mengalami surplus US$ 1,72 miliar. Ini jadi surplus neraca dagang terbesar Indonesia sejak tahun 2012.


Beragam sentimen positif tersebut membuat yield obligasi turun dan memberikan potensi imbal hasil yang tinggi. Apalagi di hadapan sentimen global yang masih cenderung volatil, langkah Bank Indonesia dan Lembaga Penyimpanan Simpanan (LPS) memangkas bunga menunjukkan kesamaan misi dari berbagai lembaga keuangan dalam negeri.

Tambah lagi, Anil melihat potensi defisit APBN yang diprediksi mencapai 2,7% ikut menambah sentimen pada pasar obligasi. Karena itu, lelang SUN pekan depan diprediksi banjir tawaran.

Asal tahu saja, kali ini pemerintah menawarkan enam seri SUN. Dua di antaranya adalah seri anyar. Pertama yakni SPN03171221 yang jatuh tempo pada 21 Desember 2017 dan memiliki kupon diskonto.

Kedua, SUN seri FR0076 yang tingkat bunga tetapnya baru akan ditentukan pada hari pelelangan. SUN tersebut akan jatuh tempo Mei 2048. Empat SUN lainnya yang dilelang adalah seri lawas yakni, SPN12180607, FR0061, FR0059 dan FR0075.

Penerbitan seri baru FR0076 dinilai menarik. Alasannya, seri SUN ini memiliki tenor panjang hingga 30 tahun. Seri dengan tenor panjang biasanya diambil oleh asuransi maupun dana pensiun.

Anil pun memprediksi, seri yang akan banyak peminat dari investor ritel adalah seluruh seri SPN, FR0061 dan FR0059. Kesamaan dari seri-seri tersebut adalah tenornya yang pendek namun memberikan imbal hasil maksimal.

Namun, Anil menghitung, hingga akhir 2017, obligasi yang belum diterbitkan pemerintah tinggal Rp 85 triliun. Ini berpotensi membuat penyerapan pemerintah pada lelang SUN kali ini jauh lebih rendah dari penawaran yang masuk. "Terbitan obligasi banyak, tapi pengeluaran pemerintah tidak secepat yang dibayangkan," kata dia. Maka investor sebaiknya mengambil kesempatan ini untuk mulai mengoleksi di pasar obligasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie