Lelang SUN diprediksi menggenjot harga obligasi di pekan ini



JAKARTA. Lelang obligasi pemerintah diperkirakan bakal menggenjot harga obligasi pemerintah pada pekan ini. Harga obligasi pemerintah, yang tercermin pada indeks Inter Dealer Market Association (IDMA) diperkirakan akan cenderung menguat, pasca lelang surat utang negara yang digelar besok.

Dealer fixed income Bank Rakyat Indonesia (BRI) M. Ikhsan memperkirakan, lelang besok kemungkinan bakal sukses, lantaran investor sudah menunggu untuk membeli obligasi di pasar primer. "Belakangan, investor menahan masuk ke pasar sekunder, karena menunggu untuk masuk di pasar primer, sehingga volume lelang kali ini diperkirakan akan besar," urainya, Senin (9/1).

Sebagai catatan, besok (10/1), pemerintah akan mengadakan lelang Surat Utang Negara (SUN) yang merupakan lelang perdananya di 2012. Adapun target indikatif lelang kali ini mencapai Rp 7 triliun.


Tak heran, Ikhsan meyakini, sepekan ke depan, pasar obligasi akan lanjut menguat, terlebih untuk seri SUN bertenor panjang. Tenor panjang lebih fluktuatif dan menawarkan yield yang terbilang masih tinggi. "Selama sepekan kemarin saja, FR0058 yang bertenor 20 tahun harganya sudah naik sekitar 200 bps, dan seri FR0061 bertenor 10 tahun harganya naik 50 bps," jelas Iksan.

Dia memperkirakan, posisi IDMA akan bertahan di level 113-an. Apalagi, tidak terlihat ada reaksi yang signifikan di pasar atas melemahnya mata uang euro terhadap dollar AS, dan spekulasi BI Rate pada 12 Januari nanti. "Saya pikir masih dini jika Bank Indonesia (BI) menurunkan tingkat suku bunga acuannya," imbuh Ikhsan.

Memang, pada akhir pekan (6/1) lalu, indeks IDMA terkoreksi ke 113,08 dari posisi tertingginya di 113,25 pada hari sebelumnya. Namun jika dihitung selama sepekan, IDMA sudah naik 3,66% dari 109,09 per 30 Desember.

Ikhsan melihat, koreksi harga di pasar obligasi sekunder sebelumnya, bukan disebabkan banyaknya aksi jual. Tapi, lebih karena investor banyak menahan uangnya untuk membeli di pasar primer. "Sehingga volume transaksi juga sepi sampai akhir pekan kemarin," imbuhnya.

Data Penerima Laporan Transaksi Efek (PLTE) di Bursa Efek Indonesia (BEI) per Jumat (6/1) menunjukkan, volume transaksi obligasi di pasar sekunder turun 5,1% dari Rp 4,69 triliun menjadi Rp 4,45 triliun. Total frekuensi juga surut 18,9% dari 302 transaksi menjadi 245 transaksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini