Lelang SUN diprediksi tetapkan yield 4,9%- 8,8%



JAKARTA. Lelang surat utang negara (SUN), yang akan dilakukan pada Selasa (29/4) pekan depan diperkirakan bakal menetapkan yield yang menarik. Analis obligasi Millenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga memprediksi pemerintah akan menetapkan yield di kisaran 4,9% hingga 8,8% dalam lelang tersebut. Dalam lelang tersebut, pemerintah menawarkan enam seri SUN. Yakni, seri SPN 12140731  (reopening) bertenor tiga bulan  dan jatuh tempo pada tanggal 31 Juli 2014. Kemudian, seri SPN 12150501 (new issuance) bertenor satu tahun dan akan jatuh tempo 1 Mei 2015. ‪Seri lainnya,  FR0069 bertenor lima tahun dan jatuh tempo 15 April 2019. Seri FR0071 (reopening) bertenor 15 tahun dan jatuh tempo 15 Maret 2029. Kemudian, seri FR0068 (reopening) bertenor 20 tahun dan jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2034. Serta seri FR0067 (reopening) bertenor 30 tahun dan jatuh tempo 15 Februari 2044. Pemerintah menargetkan bisa menyerap dana Rp 8 triliun dari lelang ini. Prediksi Desmon, seri SPN 12140731 akan ditetapkan dengan yield di kisaran 4,9% hingga 5,3%. Sedangkan seri SPN 12150501 akan ditetapkan dengan yield dikisaran 6,2% hingga 6,4%. Untuk seri FR0069 diperkirakan akan menetapkan yield dikisaran 7,5% hingga 7,65%. Adapun seri FR0071 diperkirakan bakal menetapkan yield sekitar 8,3% higga 8,5%. Lalu, yied seri FR0068 diperkirakan bakal berada dikisaran 8,5% hingga 8,7%. Serta seri FR0067 diprediksi akan memberikan yield dikisaran 8,6% hingga 8,8%. "Saat ini harga SUN masih cenderung flat. Meskipun demikian, asing masih tetap melakukan aksi beli,"ujar Desmon, Jumat (25/4). Desmon memperkirakan lelang tersebut akan mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribes dari investor 2,5 kali hingga 3,5 kali dari target indikatif yang dipatok pemerintah. Di sisi lain, pemerintah akan menyerap sekitar Rp 8 triliun sesuai target. "Pemerintah memiliki posisi tawar yang cukup besar untuk memenangkan lelang dengan yield yang kompetitif, mengingat tidak ada sentimen negatif yang mempengaruhi kinerja SUN," ujarnya, Jumat (25/4). Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Fakhrul Aufa menambahkan, bahwa lelang SUN akan diwarnai permintaan yield tinggi. Kondisi tersebut disebabkan oleh nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) yang terus tertekan. "Jika hari Senin (28/4) yield menguat, maka yield yang masuk pada lelang kemungkinan akan meningkat. Hal ini juga didorong oleh melemahnya rupiah sehingga investor asing kemungkinan meminta yield yang lebih tinggi," papar Fakhrul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan