Lelang SUN hari ini, pemerintah patok target Rp 2 triliun



JAKARTA. Jika tak ada aral melintang, pemerintah hari ini (14/12) kembali melelang Surat Utang Negara (SUN). Ada empat seri SUN yang dilelang, yakni Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 20111215, FR0055, FR0053 dan FR0056. Dalam lelang terakhirnya di tahun ini, pemerintah membidik dana segar Rp 2 triliun.

Analis memprediksi, lelang kali ini tak akan dibanjiri penawaran seperti pada lelang pertengahan 2010, dimana nilai penawaran yang masuk bisa mencapai Rp 16 triliun. Saat ini, pencapaian imbal hasil (yield) yang dipatok sebagian besar investor sudah sesuai target. "Bisa terlihat di pasar sekunder yang mulai sepi," ujar I Made Adi Saputra, analis Obligasi NC Securities, kemarin (13/12).

Begitu pun dengan karakter investor asing jika melihat perilaku investasi secara historis. Analis Pasar Obligasi Trimegah Securities, Imam MS, menilai, investor asing cenderung menarik dananya, baik dari pasar saham maupun obligasi di awal Desember lalu. Ini untuk kebutuhan liburan akhir tahun.


Di sisi lain, "Kebutuhan pemerintah sudah mencapai target," lanjut Imam. Lantaran beberapa proyek pemerintah tertunda, masih ada sisa dana yang semula akan diambil dari penerbitan surat utang.

Kalaupun ada peningkatan penawaran, Made menduga, hal itu akan terjadi pada lelang seri FR0056 bertenor 15 tahun. Para investor institusi khususnya dana pensiun masih mengejar surat utang seri ini untuk kebutuhan investasi jangka panjang.

Berdasarkan data Bloomberg kemarin, yield SUN yang jatuh tempo 2026 cenderung menguat sepanjang bulan ini. Tapi tidak demikian dengan FR0030 yang bertenor lima tahun, dan FR0034 bertenor 10 tahun. Kedua surat utang ini cenderung melemah.

"Seri FR0055 bertenor lima tahun yang akan dilelang besok (hari ini) bisa menawarkan yield sekitar 6,8%-6,9%," prediksi Made. Kemudian FR0053 diperkirakan memberi yield berkisar 7,85%. Adapun yield FR0056 bisa di level 8,45%-8,55%.

Para analis optimistis lelang SUN pada awal tahun depan akan lebih bergairah lagi. Indikasinya, peringkat Indonesia berpeluang naik ke level investment grade. Ini tentu mendorong investor asing terus membenamkan uangnya ke pasar obligasi Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie