Lelang SUN Masih Diwarnai Ancaman Inflasi dan Kenaikan Suku Bunga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan kembali menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) Pada 2 Agustus 2022. Merujuk dari laman Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, pemerintah menetapkan target indikatif sebesar Rp 15 triliun-Rp 22,5 triliun dari tujuh seri yang ditawarkan.

Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division, PT Henan Putihrai Asset Management (HP Asset Management) Reza Fahmi Riawan mengatakan lelang SUN masih diwarnai ancaman inflasi dan tren kenaikan suku bunga global. 

"Hal tersebut seiring dengan kondisi ketidakpastian global yang akan menekan pasar obligasi dalam negeri," kata Reza kepada Kontan.co.id, Jumat (29/7). Sementara kondisi ekonomi domestik masih positif. Hal ini terlihat dari angka inflasi dan nilai tukar rupiah yang stabil. 


Baca Juga: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan Saat The Fed Agresif, Ekonom: Kebijakan Berani

Reza mengatakan kebijakan BI dalam melakukan pengetatan moneter terutama suku bunga BI akan berperan penting dalam menghadapi kenaikan suku bunga yang dilakukan Federal Reserve. SUN benchmark tenor 10 tahun masih menjadi seri yang dapat dipertimbangkan oleh investor. 

"Dampak obligasi untuk jangka panjang, tergantung pada kebijakan BI dalam melakukan pengetatan moneter terutama suku bunga BI akan berperan penting terhadap sentimen investor global terhadap pasar obligasi Indonesia," ucap Reza. 

Baca Juga: CDS Turun, Yield SUN Acuan Bisa Bergerak di Bawah 7% Pada Akhir Tahun

Dia memperkirakan, imbal hasil SUN acuan tenor 10 tahun bisa berada di 6,5%-7% pada akhir tahun ini. Jumat (29/7), yield SUN acuan seri FR0091 tenor 10 tahun berada di 7,11%, turun ketimbang pekan sebelumnya di 7,47%.

Mengutip laman Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), Indobex Government Total Return yang menggambarkan imbal hasil obligasi pemerintah turun 0,30% sejak awal tahun hingga Jumat (29/7). Sedangkan secara tahunan atau year on year (yoy) naik sebesar 2.66%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati