KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Surat Utang Negara (SUN) cenderung bergerak menguat dengan
yield yang bergerak menurun berpotensi memicu ramainya minta investor pada lelang SUN di Selasa (25/8). Yield SUN seri acuan FR0082 tenor 10 tahun misalnya, menurun 0,35% menjadi 6,68% per Rabu (19/8). Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto cukup optimistis pelaksanaan lelang SUN pekan depan akan ramai lantaran pasar obligasi tengah menguat yang ditandai dengan penurunan
yield SUN.
Baca Juga: Pemerintah akan lelang tujuh seri SUN pada Selasa (25/8), simak daftarnya "Yield yang kembali menurun menunjukkan adanya penguatan di pasar obligasi, sehingga permintaan investor di lelang SUN akan cukup baik," kata Ramdhan, Jumat (21/8). Meski begitu, Ramdhan memproyeksikan mayoritas investor masih tetap berasal dari domestik. Sementara, investor asing belum berhasil kembali menjadi mayoritas meski minatnya mulai meningkat dibanding pada lelang sebelumnya. "Investor asing belum banyak masuk, tetapi potensi masuknya besar karena didukung penurunan suku bunga acuan BI yang hanya tinggal tunggu waktu yang tepat saja," kata Ramhdan. Jika suku bunga acuan bisa kembali turun maka
yield obligasi berpotensi menurun dan harga obligasi akan terdongkrak. Selain itu, Ramdhan memproyeksikan investor asing akan mulai masuk secara perlahan karena juga didukung sentimen positif dari proses uji coba vaksin korona. Ramdhan memproyeksikan jumlah penawaran yang masuk dalam lelang SUN pekan depan kembali mampu mendekati Rp 100 triliun. Sekadar informasi, jumlah penawaran yang masuk dalam lelang SUN dua pekan lalu mencapai Rp 106 triliun. Seri FR0086 dan FR0087 Ramdhan proyeksikan akan banyak diburu investor karena kedua seri ini berpotensi menjadi seri acuan untuk tenor lima dan 10 tahun di tahun depan.
Ivestor juga Ramdhan proyeksikan akan cenderung memburu lebih banyak seri dengan tenor kurang dari 10 tahun. Penyebabnya seri tenor yang lebih pendek memiliki volatilitas harga yang lebih rendah dibanding seri tenor panjang atau di atas 10 tahun. Namun, Ramdhan memproyeksikan pemerintah akan cenderung lebih banyak menyerap dari tenor panjang.
Baca Juga: Persaingan penerbitan obligasi di semester II makin ketat Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi