KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kembali akan melakukan lelang Surat Utang Negara pada 27 Agustus 2019. Dalam lelang kali ini, pemerintah mengeluarkan 7 seri antara lain SPN03191128, SPN12200508, FR0081, FR0082, FR0080, FR0079, dan FR0076. Di lelang ini, pemerintah memiliki target indikatif Rp 15 triliun dan target maksimal Rp 30 triliun. Lelang ini juga digunakan untuk memenuhi target pembiayaan pemerintah dalam APBN 2019.
Baca Juga: Tarif PPh bunga Dinfra, DIRE dan KIK-EBA jadi 5%, ini penjelasan Ditjen Pajak Analis obligasi BNI Sekuritas Ariawan bilang pada kesempatan lelang ini, permintaan dari investor masih cukup besar. Alasannya, ia berpendapat bahwa level
yield saat ini masih menarik untuk pasar obligasi di Indonesia. Menurutnya, masih ada potensi penurunan
yield yang terbuka sehingga menambah daya tarik investor. “Artinya dengan potensi penurunan
yield yang cukup terbuka ini dapat dimanfaatkan untuk investor mulai masuk ke pasar surat utang di Indonesia sekarang,” ujar Ariawan. Walaupun demikian, ia menilai dari sisi eksternal volatilitasnya meningkat hingga masih tinggi. “Ini yang bisa membatasi minat investor masuk melalui lelang SUN,” ujar Ariawan.
Baca Juga: Pertumbuhan DPK perbankan diramal menciut sampai akhir tahun Dengan investor yang dinilai masih cukup tertarik, Ariawan memperkirakan penawaran yang masih masih cukup banyak. Ia bilang nilainya bisa mencapai Rp 40 triliun hingga Rp 60 triliun. Hanya saja masih ada yang membatasi penawaran tersebut yaitu volatilitas yang masih cukup tinggi dari eksternal. “Untuk pekan depan karena volatilitasnya masih tinggi, penawarannya akan berada di Rp 40 triliun hingga Rp 60 triliun,” tutur Ariawan.
Ariawan juga mengatakan ada dampak jangka panjang yang disebabkan oleh Bank Indonesia yang baru saja menurunkan suku bunga acuan menjadi 5,5%. Hal ini akan membuka kembali peluang penurunan
yield sehingga mendorong investor untuk masuk ke pasar ini.
Baca Juga: Menimbang untung-rugi pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI) Walaupun demikian, peluang penurunan
yield masih akan sedikit tertahan dengan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi. Dalam hal ini, Ariawan menyebutkan permasalahan perang dagang yang belum usai dan
currency war yang sempat terjadi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi