KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa 26 Oktober 2021. Pada lelang kali ini, pemerintah menetapkan target indikatif sebesar Rp 8 triliun–Rp 12 triliun dari tujuh seri SUN yang ditawarkan. Head of Fixed Income Bank Negara Indonesia Fayadri memperkirakan lelang SUN masih akan sukses. Dia mengatakan, tekanan terhadap US Treasury mulai mereda dalam dua hari terakhir, ditambah dengan membaiknya angka CDS Indonesia. “Dengan dukungan kondisi likuiditas serta
appetite dari investor terhadap SUN, penawaran yang masuk diperkirakan masih akan jauh lebih besar dibanding target indikatif maupun target maksimal yang disampaikan pemerintah,” kata Fayadri kepada Kontan.co.id, Senin (25/10).
Baca Juga: Suku bunga dalam tren naik di 2022, Avrist optimistis reksadana pasar uang meningkat Selain itu,
yield atau imbal hasil SUN juga diperkirakan masih cukup menarik bagi investor. Fayadri mengatakan, investor masih memburu SUN di pasar sekunder, terutama untuk seri
benchmark yang likuiditasnya lebih tinggi. Penurunan target indikatif maupun target maksimal yang ditetapkan pemerintah bukan lagi sesuatu yang mengejutkan. Para pelaku pasar sudah memahami hal ini. “Dinamika realisasi APBN yang disampaikan dengan sangat transparan oleh pemerintah membuat pelaku pasar sangat memahami latar belakang dari penurunan target lelang ini dan sejauh ini pasar menyambutnya dengan positif,” kata Fayadri.
Baca Juga: Penawaran lelang SUN pada Selasa (26/10) diprediksi akan tembus Rp 50 triliun Untuk lelang SUN nanti, Fayadri memperkirakan seri FR0090, FR0091, dan FR0092 masih akan jadi primadona bagi para investor. Ketiga seri tersebut sudah diproyeksikan untuk menjadi seri
benchmark di tahun depan.
Dia memperkirakan penawaran yang masuk akan berada di kisaran Rp 50 triliun. Bahkan Fayadri melihat ada potensi untuk lebih besar dari angka tersebut mengingat mulai berkurangnya
supply SUN seiring dengan penurunan target lelang yang disampaikan pemerintah. Berikut seri yang ditawarkan di lelang SUN Selasa (26/10):
- SPN03220126 yang jatuh tempo pada 26 Januari 2022 dengan imbalan diskonto
- SPN12220707 yang jatuh tempo pada 7 Juli 2022 dengan imbalan diskonto
- FR0090 yang jatuh tempo pada 15 April 2027 dengan imbalan 5,125%.
- FR0091 yang jatuh tempo pada 15 Februari 2032 dengan imbalan 6,375%.
- FR0088 yang jatuh tempo pada 15 Juni 2036 dengan imbalan 6,25%
- FR0092 yang jatuh tempo pada 15 April 2042. dengan imbalan 7,125%.
- FR0089 yang jatuh tempo pada 15 Agustus 2051 dengan imbalan 6,875%
Baca Juga: Pembiayaan utang menyusut 20,1%, Sri Mulyani: Ini menyehatkan APBN Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati