Lelang SUN sukses, rupiah perkasa dihadapan dolar AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah bergerak menguat di tengah masih panasnya hubungan Amerika Serikat (AS) dan Iran.

Mengutip Bloomberg Selasa (7/1), rupiah di pasar spot menguat 0,47% ke Rp 13.878 per dolar AS. Sementara, pada kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah juga menguat 0,30% ke Rp 13.919 per dollar AS.

Ahmad Mikail Zaini, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia mengatakan, penguatan rupiah tersokong oleh aliran dana asing yang masuk pada pasar obligasi dan saham dalam negeri.

Baca Juga: Rupiah berbalik menguat ke Rp 13.878 per dolar AS

Tercatat, lelang Surat Utang Negara (SUN) hari ini menerima kelebihan permintaan hampir lima kali lipat mencapai Rp 81,54 triliun dari target indikatif Rp 15 triliun.

"Spread yield US Treasury dengan yield SUN kelewat tinggi. Saat ini yield US Treasury dalam tren turun, karena dampak perang AS dan Iran, net buy asing juga terjadi di pasar saham," kata Mikail, Selasa (7/1).

Untuk perdagangan Rabu (8/1), Mikail memproyeksikan rilis data cadangan devisa yang ia proyeksikan tumbuh U$ 1 miliar bisa menambah bisa menjadi pegangan rupiah agar tidak jatuh terlalu dalam di tengah panasnya geopolitik AS dan Iran.

Baca Juga: Penawaran masuk Rp 81 triliun, pemerintah serap Rp 20 triliun pada lelang SUN perdana

Sementara, Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong memproyeksikan, penguatan rupiah hanya sementara. "Sebenarnya hari ini tidak ada perkembangan baru dari hubungan AS dan Iran selain masih memanas, kini pergerakan pasar jadi susah diprediksi, pergerakan rupiah masih cenderung volatil," kata dia.

Secara teknikal, Lukman memproyeksikan, mata uang Garuda akan kembali melemah pada perdagangan besok di rentang Rp 13.875-Rp 13.900 per dollar AS.

Sementara, Mikail memproyeksikan rupiah bergerak di rentang Rp 13.950 - Rp 13.970 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari