Lelang Wilayah Kerja (WK) Migas dibayangi persaingan regional



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya pemerintah dalam meningkatkan industri hulu minyak dan gas bumi melalui lelang Wilayah Kerja (WK) dinilai terus dibayangi persaingan antar regional.

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto menilai upaya penawaran WK melalui lelang terus dilakukan setiap tahunnya.

"Tiap tahun kita lakukan lelang, dan minat masih besar. Faktanya persaingan antar negara terjadi dan berlomba-lomba," papar mantan Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM ini dalam diskusi virtual, Selasa (5/5).


Baca Juga: Jaga kinerja, Pertamina EP Asset 4 catatkan produksi 15.437 bph per April 2020

Djoko mencontohkan, beberapa perusahaan migas pun mulai menunjukkan ketertarikan berinvestasi di negara lain seperti Vietnam. Kendati demikian, menurutnya upaya perbaikan terus-menerus dilakukan. Bahkan ia mengklaim investasi sektor hulu terus menunjukkan perbaikan.

Sementara itu, Praktisi Hulu Migas Tumbur Parlindungan berpendapat, diperlukan pionir pengeboran eksplorasi demi menarik minat para perusahaan migas untuk berinvestasi.

Ia mencontohkan, kegiatan eksplorasi dapat dilakukan dengan mengundang perusahaan-perusahaan migas yang tergolong junior company. "Kita perlu undang junior company yang lakukan eksplorasi besar. Kemudian perusahaan besar untuk mengembangkan," jelas dia.

Tumbur menambahkan, demi mendorong investasi memang diperlukan kegiatan eksplorasi sekalipun pengeboran dilakukan oleh junior company.

Baca Juga: Hadirkan juknis penyesuaian harga gas, SKK Migas bakal pertimbangkan usulan KKKS

Kegiatan eksplorasi yang masif dinilai dapat menarik minat perusahaan migas jumbo. Menurutnya, salah satu negara yang kini menarik bagi investasi migas adalah Afrika.

Sekedar informasi, Kementerian ESDM sejatinya menargetkan Lelang WK Migas dapat dilakukan pada kuartal I tahun ini. Kendati demikian, rencana tersebut diproyeksi mundur sembari menanti evaluasi.

Pemerintah menargetkan 10 WK Migas untuk dilelang pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari