KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan bisnis fintech peer to peer (P2P) lending menjadi peluang bisnis potensial bagi lembaga penjaminan. Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo) bahkan memprediksi, bahwa akan banyak perusahaan berbasis keuangan digital yang membutuhkan penjaminan untuk mengantisipasi gagal bayar para debitur. Sekretaris Jenderal Asippindo Dian Askin Hatta mengatakan, kebutuhan lembaga penjamin kredit itu akan kian massif di masa-masa mendatang. Maka untuk menjawab tantangan zaman, perusahaan penjaminan diminta untuk terus mengembangkan produk penjaminan yang sesuai kebutuhan zaman dan pelaku industri, seperti usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). “Keberadaan perusahaan fintech telah dilirik oleh pelaku UMKM sebagai pembiayaan alternatif yang praktis dan mudah diakses dibandingkan pembiayaan konvensional. Maka, bukan mustahil kebutuhan pembiayaan akan lebih banyak difasilitasi perusahaan penjaminan,” kata Dian kepada Kontan.co.id, Minggu (24/6).
Lembaga penjamin masih hati-hati bidik perusahaan fintech
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan bisnis fintech peer to peer (P2P) lending menjadi peluang bisnis potensial bagi lembaga penjaminan. Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo) bahkan memprediksi, bahwa akan banyak perusahaan berbasis keuangan digital yang membutuhkan penjaminan untuk mengantisipasi gagal bayar para debitur. Sekretaris Jenderal Asippindo Dian Askin Hatta mengatakan, kebutuhan lembaga penjamin kredit itu akan kian massif di masa-masa mendatang. Maka untuk menjawab tantangan zaman, perusahaan penjaminan diminta untuk terus mengembangkan produk penjaminan yang sesuai kebutuhan zaman dan pelaku industri, seperti usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). “Keberadaan perusahaan fintech telah dilirik oleh pelaku UMKM sebagai pembiayaan alternatif yang praktis dan mudah diakses dibandingkan pembiayaan konvensional. Maka, bukan mustahil kebutuhan pembiayaan akan lebih banyak difasilitasi perusahaan penjaminan,” kata Dian kepada Kontan.co.id, Minggu (24/6).