KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemberi pinjaman (lender) asing semakin gemar menyalurkan pinjaman melalui fintech peer to peer (P2P) lending Indonesia. Salah satu alasannya karena imbal hasil di Indonesia yang relatif tinggi dibandingkan dengan negaranya. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, dari jumlah outstanding pinjaman pada akhir kuartal I-2022 senilai Rp 36,16 triliun, sebanyak Rp 6,98 triliun atau 19,3% di antaranya merupakan penyaluran pinjaman dari lender asing. Dengan 3.382 akumulasi rekening lender yang berasal dari luar negeri. Menurut Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2B OJK Bambang W. Budiawan, alasan para lender asing masuk ke Indonesia karena tertarik dengan potensi pasar Indonesia yang luas dan imbal hasil yang relatif tinggi dibandingkan dengan negaranya.
Selain itu, lender asing biasanya datang ke Indonesia karena memiliki keterkaitan atau hubungan dengan pemilik dari penyelenggara P2P lending atau berasal dari negara yang sama dari pemilik/shareholders yang berasal dari luar negeri.
Baca Juga: Investor Asing Masuk ke Bisnis Inovasi Keuangan Digital, Ini Kata Aftech CFO Koinworks Mark Bruny juga menyebut, adanya lenders asing di Indonesia dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya regulasi yang berbeda untuk fintech di tiap negara. Sehingga keberadaan lender asing masih terbilang di bawah lender lokal. Saat ini KoinWorks memiliki lenders asing kategori ritel sebesar 2% dengan komposisi pendanaan 4%. Selain itu juga terdapat lenders institusi asing yang juga terlibat dalam pembiayaan KoinWorks. "Terdapat beberapa faktor yang mendukung kehadiran lender asing di Indonesia, return menjadi salah satunya di mana bunga yang ditawarkan menarik dan P2P menjadi sarana diversifikasi aset WNA di Indonesia. Mereka juga sudah familiar dengan konsep pendanaan bersama di negaranya dan memiliki pengetahuan yang baik bagaimana menjadi lenders dengan benar, terutama melalui platform yang sudah terpercaya seperti KoinWorks," jelas Mark kepada kontan.co.id. Sedangkan kata Mark, institusi asing yang menjadi lender KoinWorks memiliki visi misi yang serupa dengan perusahaan. Para lender mendukung inklusi keuangan untuk UKM Indonesia dan percaya bahwa teknologi akan mengakselerasi tujuan tersebut. Social impact dan kesetaraan akses finansial menjadi penting bagi para lenders. "Karena KoinWorks menerima dana dalam rupiah, funding dari lenders asing / luar negeri relatif berjumlah besar. Sehingga dapat dikatakan meskipun jumlahnya sedikit juga dibandingkan lender dalam negeri, kontribusi mereka masih terbilang besar. Namun untuk saat ini kami belum bisa menyebutkan nilainya," tambahnya. Mark mengatakan, tabungan para lenders asing sangat bervariasi seperti halnya lenders lokal. Saat ini para lenders asing di KoinWorks baik ritel dan institusi berasal dari sejumlah negara yaitu Singapura, Belanda, UK, US, China, Australia, Kanada, dan India.
Baca Juga: Bantu Transformasi Digital Perusahaan Indonesia, Mekari Raih Pendanaan Rp 720 Miliar Menurut Mark, untuk menggaet lenders asing, KoinWorks berupaya mempertahankan kepercayaan dan kualitas pembiayaan juga terus ditingkatkan. Produk-produk KoinWorks dipastikan dapat mendukung journey para lenders dalam mencapai tujuan finansial mereka. Untuk mendukung hal tersebut, KoinWorks menerapkan strategi marketing yang efektif sehingga para lenders memiliki informasi dan mendapat penawaran yang menarik mengenai produk-produk KoinWorks. Co-Founder & CEO Modalku Reynold Wijaya mengatakan, salah satu faktor utama lender asing gemar menyalurkan pendanaan ke Indonesia adalah karena kepercayaan pendana baik yang lokal maupun asing memiliki peran penting. "Hal ini kami buktikan dengan senantiasa menerapkan prinsip responsible lending sebagai bentuk tanggung jawab kepada pendana yang meminjamkan dananya melalui Modalku. Selain itu, diversifikasi portofolio serta bunga yang ditawarkan di Indonesia lebih bervariatif karena jangkauan produk yang lebih luas," katanya.
Pendana asing yang berkontribusi terhadap jumlah penyaluran pinjaman Grup Modalku meliputi kawasan Amerika, Eropa, serta Australia tetapi masih didominasi oleh Asia Tenggara. Kendati demikian, Reynold menyebut, saat ini pendana di Modalku masih didominasi oleh pendana lokal termasuk dengan jumlah pendanaan yang disalurkan. Lebih lanjut, salah satu pendana institusi asing yang pernah menyalurkan dana ke Modalku adalah Triodos Investment Management, perusahaan investor global dari Belanda yang secara aktif mendukung inisiatif yang memberikan dampak positif. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi