Lender fintech didominasi sektor perbankan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lender fintech lending dalam negeri saat ini memang masih banyak berasal dari korporasi terutama dari sektor industri jasa keuangan, seperti perbankan, industri keuangan non-bank, dan koperasi. Dari ketiganya, sektor perbankan masih terus mendominasi sejak awal tahun.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada April 2021, sektor perbankan dalam negeri menyumbang dana sebesar Rp 2,34 triliun dari total outstanding pinjaman atau setara dengan 54,9% dari total yang diberikan dari industri jasa keuangan lainnya. 

Sebagai informasi, bank umum memberikan kontribusi paling besar di sektor perbankan dengan porsi 81,97% atau senilai Rp 1,92 triliun. Selanjutnya ada BPD dan BPR yang masing-masing senilai Rp 347 milar dan Rp 74 miliar.


Melihat kondisi tersebut, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mengatakan ada beberapa alasan mengapa sektor perbankan berkontribusi lebih besar dalam memberi pendanaan. 

Salah satunya karena ada kepercayaan dari bank terhadap peran dan kapabilitas fintech dalam melakukan proses e-kyc (know your customer), memberikan grade score dan pengelolaan risiko lainnya.

Baca Juga: Ini daftar lengkap 131 pinjol yang terdaftar dan berizin dari OJK

“Keberadaan bank sebagai institusional lender tentu turut meningkatkan kepastian atas terpenuhinya kebutuhan dana bagi borrower, dan hal ini semakin meningkatkan kredibilitas dari platform fintech pendanaan bersama,” ujar Direktur Eksekutif AFPI Kuseryansyah kepada Kontan.co.id, Rabu (9/6).

Kus juga menyampaikan, ketersedian pendanaan dari bank akan semakin memantapkan ekspansi fintech ke depannya. Ia melihat kerjasama dengan bank juga sangat baik karena akan terjadi transfer knowledge satu sama lain. 

“Bank sangat kuat dengan kapasitas pengelolaan risikonya. Ketersediaan dana dari bank juga akan membuat layanan fintech pendanaan semakin affordable,” tambah Kus.

Salah satu fintech lending yang juga memiliki lender dengan dominasi perbankan ialah Danain. Saat ini, Danain telah bekerjasama dengan beberapa bank sebagai lendernya, antara lain Bank Sahabat Sampoerna dan Bank Ganesha.

CEO Danain, Budiardjo mengatakan bahwa saat ini sektor perbankan memberikan kontribusi pendanaan aktif sekitar 50% dari total lender lainnya seperti korporasi dan ritel. Untuk nilainya mencapai sekitar Rp 140 miliar.

“Pendanaan perbankan memang bisa diandalkan, sepanjang risk acceptance criteria peminjam cocok dengan yang dikehendaki bank, maka bank akan menyalurkan pendanaannya,” ujar Budiardjo.

Hal yang sama juga terjadi pada pemain fintech lending, lainnya Akseleran. CEO Akseleran Ivan Nikolas mengatakan, pendanaan dari sektor perbankan terus meningkat yang saat ini sudah bekerjasama dengan beberapa bank, seperti BCA, Bank Mandiri, Jtrust, Bank Jago, dan Bank Maspion.

“Kami bisa berpartner dengan lebih banyak bank dan lebih dalam juga partnershipnya,” ujar Ivan.

Ia juga bilang peningkatan tersebut karena bank melihat track record yang baik dan ini juga menjadi kesempatan buat bank untuk mendapat tambahan deal flow dengan efisien. Selain itu, Akseleran juga memperoleh keuntungan dikarenakan likuiditas bank besar jadi pendanaannya lebih scalable, dan bunganya lebih murah.

“Kami mau lebih scale-up pendanaan perbankan dan sebenarnya tidak banyak-banyak banknya, yang penting jumlahnya bisa di scale-up,” pungkas Ivan.

Selanjutnya: OJK finalisasi aturan merger dan akuisisi fintech lending

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi