Leo Investment temukan dua cadangan emas baru



JAKARTA. Peluang emas sedang menghinggapi PT Leo Investment Tbk. Perusahaan ini mengklaim menemukan dua area cadangan emas baru di Bengkulu. Kini, berkode saham ITTG itu memiliki tiga area penambangan emas.

Namun penemuan dua lokasi penambangan emas baru tak mengubah rencana produksi awal. "Tahun ini satu yang akan kami garap dulu," ujar Andre Permana, Direktur Utama PT Leo Investment Tbk, saat dihubungi KONTAN, Selasa (4/7).

Adapun satu area penambangan yang siap produksi tersebut juga terletak di Bengkulu. Leo Investment memiliki area pertambangan emas di wilayah tersebut setelah meneken perjanjian kerjasama dengan PT Tansri Majid Energy pada tahun 2015. Tansri Majid merupakan pemilik tambang emas seluas 8.191 hektare (ha).


Semula, Leo Investment menargetkan eksploitasi perdana tambang emas di Bengkulu pada kuartal II-2017. Namun, jadwal eksploitasi mundur ke kuartal III-2017.

Manajemen Leo Investment menyatakan, kendala teknis menjadi penyebab mundurnya jadwal eksploitasi pertambangan emas ini. Hanya saja, perusahaan ini tidak membeberkan detail kendala yang dimaksud.

Kecuali jadwal yang mundur, rencana produksi Leo Investment yang lain tidak berubah. Perusahaan tersebut tetap mematok target volume produksi 3 kilogram (kg) emas dengan kadar mencapai 90% setiap bulan. Mereka berencana memasarkannya di dalam negeri.

Leo Investment menetapkan target volume produksi berada dalam kisaran yang konservatif. Sebab, perusahaan ini mengklaim hanya membidik segmen ritel. Dengan sasaran pasar ritel, perusahaan ini tak perlu sertifikasi logam mulia dari PT Aneka Tambang (Antam) Tbk.

Bakal lain cerita kalau Leo Investment membidik segmen korporasi. Mereka harus mendaftarkan sertifikasi logam mulia. Itu berarti Leo Investment harus mengangkut hasil produksi emas dari Bengkulu ke Jakarta. "Kalau ke korporasi harus ada cap Antam dan biaya logistiknya mahal," terang Andre.

Leo Investment menaruh harapan besar pada bisnis pertambangan emas. Sebab, perusahaan ini tidak lagi menambang nikel dan batubara melalui anak perusahaan yang bernama PT Lion Nickel.

Sementara, lini bisnis minyak dan gas (migas) juga tak menunjukkan tanda-tanda pergerakan. Hingga kini, belum banyak kesempatan tender jasa migas yang menghampiri mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini