Lepas dari Kerugian, PGN (PGAS) Bukukan Laba Bersih US$ 303,82 Juta di 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) berhasil memperbaiki kinerja keuangan sepanjang tahun lalu. PGAS membukukan laba bersih senilai US$ 303,82 juta di 2021. Realisasi ini membaik dari tahun lalu dimana PGAS membukukan kerugian bersih hingga US$ 264,77 juta.

Mengutip laporan keuangan yang diterbitkan di Bursa Efek Indonesia, Selasa (15/3), kenaikan bottomline PGAS bersamaan dengan kenaikan pendapatan. Emiten pelat merah ini mencetak pendapatan bersih senilai US$ 3,03 miliar, naik 5,23% dari pendapatan di tahun 2020 sebesar US$ 2,88 miliar.

Direktur Utama Perusahaan Gas Negara M. Haryo Yunianto mengatakan, kinerja keuangan yang positif ini tidak terlepas dari membaiknya operasional PGAS.  Pencapaian kinerja tersebut diperoleh dari kinerja volume distribusi gas periode 2021 yang meningkat menjadi sebesar 871 british thermal unit per day (BBTUD) dari periode sebelumnya  sebesar 828 BBTUD. 


Sedangkan untuk volume transmisi selama tahun 2021 adalah sebesar 1.352 Million Standard Cubic Feet per Day  (MMSCFD).

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham dari Samuel Sekuritas untuk Perdagangan Jumat (11/3)

Selain itu, terdapat peningkatan untuk pengaliran gas ke pembangkit listrik melalui pemanfaatan liquified natural gas (LNG) sendiri yakni kontrak TUA Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Lampung menjadi sebesar 29 BBTUD. Sehingga total gas yang disalurkan melalui skema niaga gas dan TUA adalah 900 BBTUD.

Selanjutnya, untuk kinerja volume lifting minyak & gas adalah sebesar 24.086 barrel oil equivalent per day  (BOEPD) dan perbaikan harga rata-rata Indonesian Crude Price (ICP) US$ 68,8 per barel. Transportasi minyak sebesar 3.543 million barrel oil equivalent (MBOE) dan liquified petroleum gas (LPG) sebesar 33.831 Ton.

Emiten dengan nama tenar PGN ini mampu meningkatkan pangsa pasar melalui penambahan jumlah pelanggan di berbagai sektor menjadi sebanyak 663.877 pelanggan dengan cakupan jaringan pipa sepanjang 10.776 km.

“Posisi keuangan konsolidasian PGAS per 31 Desember 2021, tetap menunjukkan posisi keuangan yang masih baik dan kemampuan Perseroan memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang masih sangat baik. Demikian juga dari sisi Debt Service juga memperlihatkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi pembayaran bunga dan pokok pinjaman yang masih mencukupi,” terang Haryo, Selasa (15/3).

Realisasi belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun lalu adalah sebesar US$ 308,6 Juta. Capex ini digunakan diantaranya  untuk pembangunan Pipa Minyak Rokan, Pipa Gresik-Semarang, wilayah kerja (WK) Pangkah, WK Ketapang, serta kegiatan investasi lain yang sudah tahap eksekusi seperti jaringan  gas (Jargas), Pipa Senipah-Balikpapan, dan LNG RU IV Cilacap.

 
PGAS Chart by TradingView

Haryo menyampaikan, dalam perannya sebagai Sub Holding Gas, PGAS secara berkelanjutan dengan mengoptimalkan setiap peluang gas bumi melalui program gasifikasi, seperti jargas, kilang, pembangkit listrik, industri tertentu, sektor maritim dan darat. Ini  merupakan fokus PGAS saat ini dan ke depan.

Selain itu, PGAS juga memiliki fokus dalam pengembangan utilisasi gas bumi yang ramah lingkungan di masa transisi energi menuju energi terbarukan (EBT).

“Kami menjalankan peran yang cukup menantang dalam rangka era transisi energi dari fosil ke EBT. Dari posisi kunci sebagai aggregator gas bumi di Indonesia, harapan kami adalah dapat mengisi masa transisi ini melalui penyediaan gas bumi sebagai energi bersih kepada masyarakat,” pungkas Haryo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi