Lepas saham APNI, BNLI kehilangan potensi pendapatan Rp 2,3 miliar



JAKARTA. PT Bank Permata Tbk (BNLI) kehilangan potensi pendapatan dari dividen senilai Rp 2,3 miliar setiap tahun, pasca melepas 31% sahamnya di PT Asuransi Permata Nipponkoa Indonesia (APNI). Jumlah tersebut setara 0,24% dari laba bersih Perseroan di 2010.

Namun, Direktur Bank Permata, Roy A. Arfandy dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, hari ini, menyebutkan hasil penjualan saham itu bisa disalurkan dalam pemberian kredit, sehingga kerugian menjadi tidak signfikan.

"Selain itu, hasil penjualan saham APNI akan memberi keuntungan Rp 25 miliar pada tahun berjalan," ujar Roy.


Sebelumnya, 17 Januari lalu, BNLI melepas 31% sahamnya di APNI senilai Rp 67,4 miliar atau sekitar 1,24% dari ekuitas Perseroan.

Perseroan menyebut, penjualan saham APNI itu dilakukan karena ingin fokus pada bidang perbankan. Selain itu, pelepasan saham juga terkait peningkatan profil risiko operasional akibat bencana alam dalam 5 tahun terakhir, yang bisa memengaruhi profil risiko usaha APNI. Roy menambahkan, pada saat keputusan penjualan APNI pada kuartal ketiga 2009, sedang berlangsung merger antar dua perusahaan asuransi Jepang yaitu Nipponkoa Insurance Company Limited dengan Sompo. Dengan kepemilikan 49% di APNI, Nipponkoa Insurance memberi kontribusi cukup besar, sebab lebih dari 40% pendapatan APNI diperoleh dari nasabah Jepang."Merger tersebut bisa memengaruhi risiko strategis APNI di masa depan," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini