Lepas TAXI, Rajawali bisa untung 2 kali lipat



JAKARTA. PT Rajawali Corpora berhasil membesarkan bisnis PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI). Sejak penawaran saham perdana ke publik (IPO) tahun 2012 hingga sekarang, harga saham emiten berkode TAXI ini sudah melambung 106,25% menjadi Rp 1.155 per saham.

Setelah membesarkan bisnis anak usahanya, Rajawali berniat melepas seluruh kepemilikan sahamnya di TAXI. Investor baru TAXI adalah PT Saratoga Investasi Sedaya Tbk (SRTG). Pengambilalihan perusahaan transportasi itu akan dilakukan secara langsung dari Rajawali Corpora.

Lonjakan harga saham TAXI tersebut tentu membuat valuasi saham perusahaan ini semakin mahal. Dengan mengempit 1,09 miliar saham atau setara 51% saham TAXI, nilai kepemilikan Rajawali pada saat IPO TAXI sebesar Rp 612,81 miliar. Kalau Rajawali menjual seluruh kepemilikan sahamnya dengan valuasi saat ini, maka mereka meraup untung Rp 650,76 miliar. Dari data Bloomberg, nilai kapitalisasi pasar TAXI saat ini Rp 2,4 triliun.


Tapi kalau Rajawali menjual di rerata saham TAXI dalam 25 hari perdagangan terakhir yakni Rp 896 per saham, maka harga transaksi ini berkisar Rp 980 miliar. "Namun Rajawali bisa menjual dengan harga yang lebih tinggi, mengingat harga sahamnya juga beberapa kali menyentuh level di atas Rp 1.000 per saham," ujar William Suryawijaya, analis Asjaya Indosurya Securities.

Intinya, Rajawali akan meraup untung besar dengan melego saham TAXI. Apalagi, William meramal, para investor masih menyambut positif rencana transaksi tersebut. Hal itu terlihat dari harga saham TAXI yang masih dalam tren naik.

Menanti tender offer

Selanjutnya, investor bakal menunggu harga tender offer saham TAXI. Maklum, pergantian pengendali suatu perusahaan mengharuskan si juragan baru menggelar penawaran tender (tender offer) kepada pemegang saham publik.

Di sisi lain, bisnis TAXI bisa lebih berkibar jika diambil alih Saratoga. Pasalnya, perusahaan investasi ini memiliki kemampuan finansial yang mumpuni. Reza Nugraha, analis MNC Securities bilang, Saratoga harus memiliki cara agresif agar bisa bertahan di tengah persaingan pasar.

Ada beberapa tantangan yang dihadapi bisnis transportasi saat ini. Antara lain, volatilitas harga BBM dan persaingan bisnis yang kian ketat sehingga pertumbuhan margin TAXI bisa tersendat. Lihat saja, kinerja TAXI mulai menciut. Meski pendapatan tumbuh 29,52% jadi Rp 889,72 miliar pada 2014, laba bersihnya turun 10,26% menjadi Rp 118,09 miliar.

Ekspansi TAXI pun cenderung stagnan. Perusahaan ini menganggarkan dana belanja modal Rp 400 miliar demi membeli 500 unit kendaraan untuk kebutuhan taksi Express reguler. "Ini industri yang padat modal sehingga untuk mengambil bisnis ini Saratoga harus punya strategi baru," imbuh Reza.

Ia pun merekomendasikan buy TAXI di harga Rp 1.250 per saham. Adapun William merekomendasikan hold di Rp 1.400.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto