Leukemia dan Asam Urat Tinggi Saling Berhubungan?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penderita leukemia ternyata lebih berisiko menderita asam urat tinggi. 

Banyak orang berpikir asam urat tinggi dan leukemia merupakan penyakit yang tidak saling berkaitan. Padahal, kedua hal tersebut saling mempengaruhi. 

Baca Juga: Rasanya Pahit! Ini Cara Konsumsi Meniran untuk Menurunkan Asam Urat Tinggi

Mengutip dari Medical News Today, penderita leukemia mungkin memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan efek samping leukemia atau pengobatan. 

Menurut Canadian Cancer Society (CCS), jika sel kanker rusak terlalu cepat dalam waktu singkat, sel  tersebut akan melepaskan bahan kimia tingkat tinggi ke dalam aliran darah, salah satunya asam urat. 

Ginjal tidak bisa merespon kenaikan kadar asam urat degan cukup cepat sehingga menyebabkan naikanya kadar asam urat dalam dalam darah. 

Kadar asam urat yang lebih tinggi bisa menyebabkan Tumor Lysis Syndrome (TLS). 

Menurut sebuah artikel tahun 2017, penderita leukemia akut atau limfoma tingkat tinggi mungkin berisiko lebih tinggi terkena TLS karena tumor yang memiliki tingkat pembelahan sel yang cepat. 

Kadar asam urat pada penderita leukemia 

Para peneliti di balik penelitian tahun 2016 mencatat bahwa kadar atau asam urat lebih tinggi pada penderita Leukemia Myeloid Akut (AML)  

Para peneliti menemukan bahwa rata-rata kadar asam urat pada individu dengan AML adalah 4,8 mg/dl. 

Sekedar info, kadar asam yang tinggi adalah di atas 6,8 mg/dl. Orang yang mengalami heperurisemia jika kadar asam urat lebih tinggi dari 6.0 mg/dl pada perempuan dan 7.0 mg/dl pada laki-laki. 

Bisakah penderita leukemia menurunkan kadar asam urat? 

Penderita leukemia dan asam urat tinggi bisa menerima cairan intravena (IV), untuk memastikan tubuh memiliki cukup cairan untuk membuang kelebihan asam urat. 

CCS mencatat bahwa orang mungkin menerima cairan ekstra 24-48 jam sebelum terapi kanker dan untuk hari-hari perawatan. 

Dokter akan memantau kadar asam urat serta jumlah urin yang diproduksi oleh pasien. 

Dokter mungkin akan memberi diuretik jika penderita tidak menghasilkan cukup urin. 

Opsi lainnya, dokter juga bisa menggabungkan natrium karbonat atau acetazolamide dengan cairan infus untuk mencegah asam urat mengkristal yang membantu ginjal mengeluarkan asam urat dari tubuh. 

Alllopurinol juga bisa digunakan untuk mencegah tubuh membuat asam urat dan memecah asam urat.

Dokter akan selalu memantau kadar asam urat  dan melakukan pengobatan yang tepat untuk pasien. 

Baca Juga: 5 Manfaat Air Rendaman Jeruk Nipis yang Kaya Antioksidan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati