JAKARTA. Pembentukan perusahaan induk atau holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor energi dengan menggabungkan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) ke dalam PT Pertamina, dinilai akan berdampak pada pengelolaan migas yang menjadi satu kesatuan. Dengan demikian, infrastruktur gas yang dimiliki kedua perusahaan bisa dimanfaatkan secara optimal demi kebutuhan nasional. Apalagi Indonesia saat ini membutuhkan pembangunan infrastruktur gas yang besar. "Itu bisa dibangun kalau tidak menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)," kata Anggota Komisi VII dari Fraksi Nasdem, Kurtubi Jumat (1/7). Menurut Kurtubi, sebaiknya infrastruktur gas milik kedua perusahaan diserahkan ke Pertamina sebagai perusahaan migas nasional. "Tapi itu bisa terjadi kalau PGN menjadi anak perusahaan Pertamina," ujar Kurtubi.
Lewat holding, pengelolaan migas jadi terintegrasi
JAKARTA. Pembentukan perusahaan induk atau holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor energi dengan menggabungkan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) ke dalam PT Pertamina, dinilai akan berdampak pada pengelolaan migas yang menjadi satu kesatuan. Dengan demikian, infrastruktur gas yang dimiliki kedua perusahaan bisa dimanfaatkan secara optimal demi kebutuhan nasional. Apalagi Indonesia saat ini membutuhkan pembangunan infrastruktur gas yang besar. "Itu bisa dibangun kalau tidak menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)," kata Anggota Komisi VII dari Fraksi Nasdem, Kurtubi Jumat (1/7). Menurut Kurtubi, sebaiknya infrastruktur gas milik kedua perusahaan diserahkan ke Pertamina sebagai perusahaan migas nasional. "Tapi itu bisa terjadi kalau PGN menjadi anak perusahaan Pertamina," ujar Kurtubi.