KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank BTPN Tbk mampu mengoptimalkan inovasi digital dalam memacu bisnis. Melalui layanan
digital banking Jenius, BTPN berhasil menyalurkan kredit secara digital senilai Rp 1 triliun pada tahun 2022. Produk
digital lending bernama Flexi Cash ini mampu tumbuh tiga kali lipat dari posisi setahun sebelumnya. Irwan Tisnabudi selaku
Digital Banking Head Bank BTPN menyatakan ini tak terlepas dari jumlah pengguna jenius yang mencapai 4,4 juta di akhir 2022. "Jenius mencatatkan pertumbuhan jumlah
registered user hampir 20% menjadi 4,4 juta akhir 2022, dari 3,7 juta satu tahun sebelumnya," katanya pada Selasa (28/2).
Adapun Dana pihak ketiga yang dikelola Jenius juga tumbuh 52% menjadi Rp23,7 triliun. Ia berharap pengguna dan penyaluran kredit via Jenius masih bisa bertumbuh lebih tinggi lagi di tahun ini.
Baca Juga: Sasar Seluruh Segmen, Bank BTPN Targetkan Kredit Naik 9% hingga 11% di 2023 Secara keseluruhan, Bank BTPN meyakini pertumbuhan bisnis bisa lebih tinggi di tahun ini. Direktur Utama BTPN Henoch Munandar menargetkan kredit bisa tumbuh 9% hingga 11% di 2023. "Kami harap bahwa permintaan kredit tahun ini cukup deras. Saat ini, portofolio BTPN masih dominasi korporasi. Tapi tahun ini kami rencanakan pertumbuhan di semua segmen," ujarnya. Oleh sebab itu, BTPN akan menyasar segmen UKM, mikro, korporasi hingga produk
digital loan. Ia menyatakan masih akan berupa mempertahankan pangsa pasar BTPN di bisnis pensiun. "Kami sangat berharap bauran kebijakan pemerintah maupun Bank Indonesia bisa terus mengakselerasi pertumbuhan ekonomi tahun ini. Sehingga permintaan kredit yang ada di segala segmen bisa tumbuh positif," tambahnya. Pada akhir 2022, total kredit yang disalurkan Bank BTPN naik 8% menjadi Rp 146,12 triliun per akhir Desember 2022, dari Rp 135,60 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan bisnis ini mendorong kemampuan BTPN mencetak laba bersih setelah pajak secara konsolidasi sebesar Rp 3,10 triliun hingga akhir 2022. Nilai itu tumbuh 16%, dari pencapaian 2021 sebesar Rp 2,67 triliun.
Baca Juga: Kolaborasikan Konser & Charity, BSI Pertegas Perjalanan Mahakarya untuk Indonesia Henoch menyatakan kenaikan laba bersih ini terutama didukung oleh peningkatan pendapatan operasional dan penurunan biaya kredit. Pendapatan operasional naik 4% menjadi Rp 13,69 triliun, sementara biaya kredit turun 13% menjadi Rp 1,84 triliun. Pertumbuhan pendapatan operasional didorong oleh naiknya pendapatan bunga bersih sebesar 5% menjadi Rp 11,68 triliun dan peningkatan pendapatan operasional lainnya sebesar 3% menjadi Rp 2,01 triliun tahun lalu. Hal ini sejalan dengan peningkatan permintaan atas pembiayaan syariah dan kredit di segmen korporasi, masing-masing sebesar 10% dan 13%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi