KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menginginkan hilangnya peran tengkulak dengan korporatisasi petani melalui koperasi dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan di tanah air. Pasalnya selama ini terjadi ketimpangan di sektor pertanian, lantaran produk pertanian dijual melalui tengkulak dengan harga yang sangat murah. “Akibatnya tingkat pendapatan petani rendah di tengah biaya produksi yang terus meningkat. Sementara tengkulak bisa menjual produk pertanian tersebut hingga ke ritel dengan harga tinggi,” kata Teten dalam keterangan tertulis, Kamis (16/2).
Melihat permasalahan tersebut pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) mencetuskan program korporatisasi petani yang dikelola oleh koperasi. Program ini dinilai efektif untuk menghilangkan peran tengkulak sehingga pendapatan dan kesejahteraan petani bisa meningkat.
Baca Juga: Beras Impor Segera Didistribusikan, Pedagang Berharap Tren Harga Menurun Pekan Depan Ia berharap akan lebih banyak petani tergabung ke dalam koperasi karena koperasi bisa berperan sebagai
agregator, offtaker, sekaligus sumber pembiayaan bagi para petani. Dengan sistem pertanian terencana yang dirumuskan oleh koperasi, maka petani bisa lebih fokus pada bertani tanpa harus memikirkan pengelolaan hingga penjualan produknya. "Para petani yang tergabung di koperasi fokus ke bertani saja agar bisa lebih produktif jadi enggak usah pusing menjual produknya karena itu nanti urusan koperasi sebagai
agregator dan
offtaker," imbuhnya. Model pertanian terencana dan modern ini bisa menjadi solusi jitu untuk menyejahterakan petani. Sebab seluruh produk pertaniannya 100% diserap oleh koperasi. Di sisi lain tidak ada produk pertanian yang terbuang sia-sia karena koperasi juga berperan untuk melakukan sortir terhadap semua produk para petani untuk disesuaikan marketnya. "Dengan cara inilah tidak ada isu
over supply sehingga harga jatuh karena ini semua dibantu koperasi. Koperasi akan mencari
market dan mencari segala kebutuhan petani itu apa, jadi ini semua terencana," ujarnya. Ketua KSP Aman Artha Sejahtera (AMJ), Desa Marungan, Magelang, Jawa Tengah, Priyo Trimanto mengatakan, koperasinya melakukan
spin off dengan mendirikan koperasi produsen baru bernama Koperasi Mitra Agro Abadi (MAA). Koperasi ini dibentuk untuk fokus menangani persoalan petani yang menjadi anggota KSP AMAJ yang sekaligus anggota koperasi MAA. Salah satu tugas pokok dan fungsi dari Koperasi MAA ini adalah untuk memastikan seluruh produk petani di Sukomakmur yang selama ini dikenal sebagai Nepal Van Java dan sekitarnya bisa terserap 100%, sekaligus menghilangkan peran tengkulak. "Kami mengikuti arahan pak Menteri Teten yaitu program ketahanan pangan sehingga kami lakukan
spin off menjadi koperasi produsen Mitra Agro Abadi yang bertugas menyerap seluruh hasil pertanian," kata Priyo.
Baca Juga: KSP Sejahtera Bersama Blak-blakan Terkait Kendala Pembayaran Homologasi Sementara itu Ketua Koperasi MAA, Adnan, menambahkan meski baru berdiri pada 17 Januari 2023 namun pihaknya optimistis mampu mempercepat target untuk memakmurkan petani yang menjadi anggotanya. Koperasi MAA dalam sistem ini berfungsi sebagai lembaga penyalur pembiayaan atau modal kerja kepada anggotanya hingga ke persoalan
marketing. "Koperasi MAA akan menyerap hasil pertanian dari para petani dan saat ini kami sudah melakukan MoU dengan asosiasi pedagang dan mie ayam, CV Armada Jaya, PT JTAB (Jawa Tengah Agro berdikari)," ucap Adnan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi