Lewat Pengembangan Aset, Bintang Samudera Mandiri (BSML) Bidik Pangsa Pasar 6%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten yang bergelut di bisnis jasa pengangkutan laut dan logistik tampak sedang menarik. Tengok saja PT Bintang Samudera Mandiri Lines Tbk (BSML) yang tengah mengejar pertumbuhan pangsa pasar.

Emiten yang secara resmi tercatat (listing) di Bursa Efek Indonesia pada 16 Desember 2021 ini pun menunjukkan peningkatan kinerja. Tahun lalu, BSML meraih laba bersih sebesar Rp 4,38 miliar, meroket 922,42% dari tahun 2020 yang senilai Rp 428,55 juta. 

Kenaikan laba bersih itu sejalan dengan pendapatan usaha BSML yang mencapai Rp 61,16 miliar. Melesat 126,81% dari realisasi tahun 2020 yang sebesar Rp 26,96 miliar.


Direktur Keuangan BSML Pramayari Hardian menyampaikan, kinerja positif tahun lalu masih berlanjut pada kuartal pertama 2022. Dalam periode tiga bulan pertama itu, BSML meraih laba bersih Rp 3,25 miliar. Jika dibanding laba full year 2021, maka angka itu setara dengan 74% dari realisasi tahun lalu.

Baca Juga: Bintang Samudera Mandiri (BSML) akan Tebar Dividen, Simak Besarannya

Pencapaian laba itu seiring dengan kenaikan pendapatan pada Q1-2022 menjadi Rp 36,08 miliar. Raihan selama tiga bulan itu setara dengan 59% dari pendapatan di 2021.

“Per Maret 2022 aset mencapai Rp 37,26 miliar, kas dan setara kas Rp 11,74 miliar, liabilitas Rp 152,66 miliar, dan ekuitas Rp 97,81 miliar, sehingga debt equity ratio (DER) 1,56 kali, masih terkendali,” kata Pramayari dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Kamis (14/7).

Pada kuartal pertama, kontribusi pendapatan bergeser dengan porsi terbesar dari freight charter Rp 23,20 miliar atau berkontribusi 64,30%, disusul time charter Rp 12 miliar atau 33,26%, dan sisanya trading Rp 880 juta.

Sebagai perbandingan, selama 2021, pendapatan time charter dominan dengan porsi 84,3% atau Rp 51,55 miliar, disusul freight charter Rp 9,32 miliar atau 15% dan perdagangan 0,5% atau Rp 282,69 juta.

Saat ini, BSML masih memiliki sisa dana IPO untuk digunakan demi pengembangan bisnis sebesar Rp 23,46 miliar, dari dana bersih hasil IPO sebanyak Rp 38,96 miliar.

“Dana IPO sebelumnya sudah digunakan untuk modal kerja, pinjaman modal kerja anak usaha, dan pembayaran pinjaman bank,” imbuh Pramayari.

Mengenai prospek kinerja di tahun ini, Direktur Operasional & Pemasaran BSML, Yandi Tjendana menjelaskan ada tiga faktor pendorong  bisnis BSML. Pertama, perkembangan industri tambang, khususnya batu bara dan nikel.

Baca Juga: Tera Data Indonusa (AXIO) Pasang Harga IPO Rp 140

Prospek di komoditas nikel meningkat terutama setelah pemerintah menggenjot industri baterai listrik. “Kondisi ini akan makin meningkatkan kebutuhan akan angkutan barang tambang tersebut,” kata Yandi.

Kedua, peningkatan investasi smelter berpotensi meningkatkan kebutuhan transportasi barang tambang. Ketiga, meningkatnya operasi pelabuhan baru berpotensi meningkatkan pangsa pasar untuk jasa layanan pengurusan dokumen kapal.

Saat ini  BSML memiliki total 9 kapal tug boats dan 7 kapal barges. Berdasarkan jumlah aset yang beroperasi di antara perusahaan sejenis, BSML baru memiliki pangsa pasar sebanyak 2%.

“Kami membidik target pangsa pasar sebesar 6% melalui pengembangan aset dalam 5 tahun ke depan,” jelas Yandi.

Adapun dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Kamis (14/7), BSML memutuskan untuk membagikan dividen. 

Berdasarkan hasil RUPST, BSML akan membagikan dividen sebesar Rp 1 miliar, setara dengan 22,85% dari saldo laba di 2021 serta tambahan Rp 1 miliar dari saldo laba ditahan perseroan. 

Dengan begitu, besaran dividen yang akan dibagikan BSML adalah Rp 2 miliar atau equivalen dengan Rp 1,08 per lembar saham. Sementara itu, BSML akan mengalokasikan sisa laba bersih 2021 sebesar Rp 3,38 miliar menjadi laba ditahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi