Lewat Program Makan Bergizi Gratis, Pinsar Berharap Harga Ayam Bisa Lebih Stabil



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia melalui Musyawarah Nasional (Munas) VI mendukung keberlanjutan program makan siang bergizi gratis yang diusung presiden terpilih Prabowo Subianto.

Ketua Umum Pinsar Indonesia Singgih Januratmoko mengatakan, satu dekade terakhir menjadi masa kelam bisnis perunggasan, khususnya peternak yang bergerak di bidang budidaya broiler.

"Problem oversupply yang selama ini terjadi seakan tidak berujung, sehingga banyak menenggelamkan usaha peternak broiler," ujar Singgih dalam keterangannya, Minggu (11/8).


Tidak hanya itu, permintaan atau konsumsi daging ayam masyarakat tumbuh jauh di bawah kemampuan produksi ayam broiler. Sehingga momen Munas menjadi sangat strategis bagi Pinsar Indonesia untuk mempersiapkan diri berkontribusi menyukseskan program pemerintah tersebut.

Berkaitan pogram makan bergizi gratis, diperkirakan ada sekitar 82 juta orang mulai dari usia PAUD, SD, SMP, SMA hingga lansia yang akan menerima program pemerintah tersebut.

"Mengantisipasi kebutuhan pangan seperti beras, jagung, daging ayam, daging sapi, telur dan susu kami berkoordinasi dengan semua pihak. Tentu, kami akan mengedepankan para peternak agar mendapatkan harga yang baik," katanya.

Baca Juga: Pinsar Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

Singgih menambahkan, program makan bergizi gratis memberikan dampak positif karena serapan ayam akan meningkat 10% hingga 20% serta harga akan lebih stabil.

"Program makan bergizi gratis sudah diketok pada APBN 2025 senilai Rp 71 triliun. Saat ini harga ayam yang sering naik turun diharapkan melalui program ini bisa stabil," imbuh Singgih. 

Sementara itu, Anggota Dewan Pembina Pinsar Indonesia, Muladno menyebut, terdapat peluang bagi peternak mandiri dengan adanya program pemerintah makan bergizi gratis. Oleh karena itu, pihaknya berkomitmen ikut menyukseskan.

"Kami berharap program makan bergizi gratis betul-betul bisa berjalan dan diarahkan ke peternak rakyat," katanya.

Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional (BAPANAS), Maino Dwi Hartono mengatakan untuk mengakomodir keluhan peternak terkait harga, harga acuan pembelian/penjual (HAP) ayam dan telur kan dievaluasi kembali, misalnya melalui HAP zonasi karena tidak bisa disamakan daerah satu dengan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat