KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Inilah salah satu usaha yang hingga kini terus bertambah pemainnya. Peminatnya pun seolah tidak ada habisnya. Ya, bisnis kedai kopi yang lagi naik daun. Dua tahun belakangan, kedai kopi anyar dan tak jarang langsung menawarkan kemitraan usaha bermunculan bak jamur di musim hujan. Fenomena es kopi susu kekinian menjadi salah satu faktor yang membuat bisnis kedai kopi di Tanah Air begitu menggeliat sampai sekarang. Bukan cuma itu, para pebisnis kedai kopi pun seolah tidak mau kalah dengan pemain sejenis. Beragam inovasi terus saja lahir di banyak kedai kopi. Mulai ragam menu yang berpadu dengan aneka kopi, penggunaan teknologi digital untuk urusan pemesanan, hingga tata ruang dan desain dari kedai kopi.
Untuk lebih jelasnya, ada empat kedai kopi yang menawarkan kemitraan yang KONTAN wawancara. Berikut uraian singkatnya: SeCup Coffee Ini adalah bisnis besutan Oey Dalvin Andika. Dia mendirikan SeCup Coffee pada pertengahan 2018 lalu dan langsung percaya diri menawarkan kemitraan. Saat KONTAN mengulasnya tahun lalu, SeCup Coffee punya dua gerai. Satu gerai di Jakarta milik pusat dan satu lagi kepunyaan mitra di Palembang. Saat ini, jumlah mitra SeCup Coffee bertambah jadi delapan mitra, dengan lokasi gerai yang tersebar di Palembang, Jakarta, Tangerang, dan Semarang. "Gerai pusat masih satu kedai di Jakarta," kata Dalvin ke KONTAN. SeCup Coffee memiliki konsep kedai kopi semikontainer. Untuk menarik minat mitra, paket investasi yang mereka tawarkan masih belum berubah, yakni Rp 55 juta. Mitra akan mendapatkan kedai semikontainer, perlengkapan dan peralatan usaha, bahan baku dan fasilitas lainnya, serta kerjasama kemitraan selama dua tahun. Di SeCup Coffee tersedia beragam kopi dan non-kopi, dengan banderol harga mulai dari Rp 12.000 per cup sampai Rp 22.000 per cup. Meski pemain kedai kopi semakin banyak, Dalvin mengaku tidak gentar. Justru yang membuat dirinya khawatir adalah saat mitra bisnis tidak konsisten dalam menjalankan SeCup Coffee. Ambil contoh, tidak menjaga kualitas dan bahan baku dari SeCup Coffee, serta pelayanan ke pelanggan yang kurang optimal. "Kendala terbesar adalah jika mengecewakan konsumen. Kami selalu konsistensi dengan rasa dan pelayanan," tegas Dalvin. Dengan mempertahankan kualitas rasa dan layanan, Dalvin optimistis, SeCup Coffee bisa tersebar luas di seluruh kota di Indonesia. Sudut Pandang Kopi Pemain lainnya adalah Davin Cassidy asal Jakarta, pemilik Sudut Pandang Kopi. Usaha ini baru berjalan dua tahun. Saat KONTAN menulisnya tahun lalu, jumlah gerai milik mitra sudah 25 dan satu gerai milik pusat. Saat ini, jumlah gerai bertambah lima yang berada di Dumai, Bandarlampung, Bali. Sejauh ini, Sudut Pandang Kopi masih menawarkan kemitraan usaha dan nilai invetasinya tidak berubah. Pertama, paket senilai Rp 59 juta dan kedua Rp 69,9 juta. Yang menarik, Dalvin tengah memberi promo khusus untuk menyambut hari ulang tahun Sudut Pandang Kopi. Jadi, untuk paket Rp 59 juta turun menjadi Rp 45 juta, dan paket Rp 69,9 juta dia pangkas jadi Rp 55 juta. Tetapi, promo tersebut hanya berlaku sampai April nanti. "Harga paket kembali normal setelah promo berakhir," katanya. Kedua paket investasi ini berlaku selama lima tahun. Saat bergabung, mitra mendapatkan ragam fasilitas peralatan dan perlengkapan usaha, termasuk teknologi kasir online. Sebagai catatan, Sudut Pandang Kopi mengenakan biaya royalti atau jasa perawatan merek kepada mitra Rp 1,2 juta per bulan. Supaya eksis, Sudut Pandang Kopi juga terus menelurkan inovasi menu. Mulai aneka minuman kopi dan non-kopi serta tambahan topping di menu tersebut. Harganya, masih sama, Rp 18.000 sampai Rp 25.000 per cup. Davin berharap, dengan ada promo paket kemitraan usaha dan konsep dari Sudut Pandang Kopi, bisa membuat kedai kopinya makin dikenal luas. Tentu, membuat lebih banyak mitra bisnis yang bergabung. Apalagi, ia menargetkan, sampai akhir tahun ini bisa menggandeng minimal 50–100 mitra. "Ini bisa membedakan brand saya dengan brand lain,” tuturnya. Cetroo Coffee Latte Kedai kopi lainnya ialah Cetroo Coffee Latte, merupakan waralaba semi kemitraan yang mulai beroperasi 2009 di Pekalongan, Jawa Tengah. Saat KONTAN mengupasnya Juli 2011, gerai kopi ini sudah punya 200 mitra dengan jumlah gerai ada 240 unit. Delapan tahun berlalu, Cetroo Coffee Latte mengubah tampilan gerai kopi. Yang tadinya berupa gerobak dengan minuman kopi blender, kini menjadi kedai kopi kekinian. Perubahan konsep ini baru berjalan sejak 2019. Ada tiga paket kemitran usaha yang mereka tawarkan. Pertama, paket senilai Rp 169 juta, yang sepenuhnya pengelolaan gerai kopi bakal Cetroo Coffee Latte lakukan. Kedua, paket kemitraan usaha biasa dengan nilai Rp 69 juta dan termahal Rp 149 juta. Untuk paket kemitraan, Musdalifah, General Manager Cetroo Coffee, mengklaim, mitra bisa balik modal kurang dari satu tahun. "Saat ini kami fokus di konsep kedai kopi," katanya ke KONTAN. Hasilnya, saat ini sudah ada 25 kedai kopi Cetroo Coffee Latte yang tersebar di beberapa lokasi. Untuk gerai pusat ada di Bekasi. Harapannya, sampai akhir tahun nanti, jumlah gerai bisa bertambah menjadi 100 outlet. Supaya bisa bertahan, Cetroo Coffee Latte bakal terus melakukan inovasi karena target pasar yang mereka bidik kaum millenial. Misalnya, ada varian cokelat dan menu untuk buka puasa. Kopi Teman Peluang bisnis kedai kopi yang sedang tren di Indonesia juga Edwin Lau, pemilik Kopi Teman, garap. Kopi Teman berdiri pada April 2018 dan mulai tawarkan kemitraan sejak Maret 2019 lalu. Awalnya, Edwin hanya menyuguhkan tiga jenis minuman berbasis kopi. Seiring waktu berjalan, menunya makin bertambah, menyesuaikan permintaan pasar. Saat KONTAN mengulasnya tahun lalu, Kopi Teman memiliki lebih dari 15 varian kopi dan non-kopi. Kini, Edwin menyebutkan, sudah banyak variasi menu di Kopi Teman, mulai dari regal rum, kopi susu salted caramel, kopi susu aren, sampai minuman kekinian lainnya. Tak hanya menu yang berkembang, Kopi Teman juga menambah gerai, dari tahun lalu tiga gerai yang ada di Jakarta Barat, kini sudah 11 gerai di Jabodetabek. Sebanyak delapan gerai adalah milik mitra. "Bulan Maret ini kami akan buka lagi di Mall Season City," kata Edwin ke KONTAN, Kamis (5/3).
Tahun lalu, nilai paket kemitraan yang dia tawarkan Rp 26 juta. Kini, Kopi Teman membuka peluang kemitraan dengan paket mulai dari Rp 41 juta yang akan mendapatkan beragam fasilitas. Kendala di bisnis ini adalah mencari lokasi baru. Maklum, di setiap sudut hampir sudah bercokol kedai kopi. Meski begitu, Edwin tidak gentar lantaran Kopi Teman punya ciri khas tersendiri. Misalnya, dari sisi harga yang tidak lebih dari Rp 12.000 per cup. Dengan keunikan tersebut, dia optimistis, gerai Kopi Teman masih bisa terus bertambah menjadi 20 outlet lagi di akhir tahun nanti. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Markus Sumartomjon