KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) akan kembali melakukan penambahan modal lewat rights issue. Bank yang dikendalikan Taipan Chairul Tanjung ini telah menetapkan harga rights issuenya sebesar Rp 478 per saham. Bank yang sebelumnya bernama Bank Harda Internasional ini akan menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sebanyak 10,04 miliar atau 46,24% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan nominal Rp 100 per saham. Rights issue ini telah disetujui pemegang saham lewat RUPSLB yang digelar pada 15 Oktober 2021. Dengan penetapan harga tersebut maka total dana yang berpotensi diraup Allo Bank mencapai sekitar Rp 4,8 triliun.
Mengutip prospektus yang diterbitkan halaman websitenya, Rabu (20/10), disebutkan setiap pemegang 100 saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) Allo Bank pada penutupan perdagangan 16 Desember 2021 berhak atas 86 HMETD. Setiap 1 HMETD berhak memesan 1 saham baru. Baca Juga: Sulur Bisnis CT Corp di Perbankan Semakin Menjalar Mega Corpora selaku pemegang saham utama BBHI dengan kepemilikan 90% telah menyatakan hanya akan mengeksekusi 2,71 miliar saham atau sekitar 30% dari seluruh HMETD. Hal itu sesuai dengan surat pernyataan pada 19 Oktober 2021. "Mega Corpora akan mengalihkan HMETD sisanya kepada beberapa investor," tulis manajemen dalam prospektus tersebut. Namun, belum diungkapkan siapa investor strategis baru yang akan masuk ke Allo Bank. Dengan asumsi Mega Corpora hanya akan mengeksekusi 30% haknya maka kepemilikannya di BBHI akan berkurang menjadi 60,8% pasca rights issue. Porsi investor strategis 29,13% dan masyarakat 10%. Dana hasil rights issue ini akan digunakan Allo Bank untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka meningkatkan modal inti perseroan menjadi KBMI (kelompok bank modal inti) 2 dengan modal inti Rp 6 triliun-Rp 14 triliun.