Lezatnya melahap untung kemitraan bakso



Bakso sudah menjadi makanan yang digemari semua kalangan dan umur. Tak salah, panganan berbentuk bulat seperti bola pingpong bercampur kuah panas ini banyak dilirik oleh pengusaha untuk menjadi pohon uang. Walau pedagang bakso sudah penuh sesak, Rizka Wahyu masih menganggap peluang usaha makanan ini terbuka lebar. Oleh karena itu, dia berani menawarkan kemitraan Warung Bakso Mandiri atau WBM. "Kelebihannya, bakso WBM dari 100% daging sapi, tepungnya dari bahan alami pilihan," kata Rizka berpromosi.Agar rasanya makin maknyus, ia hanya menggunakan urat halus supaya bakso terasa kenyal. Kuah bakso juga lebih kental karena memakai berbagai macam rempah.Rizka mengungkapkan, kuncinya ada pada paduan bawang putih. Namun, dia tidak mau mengungkap lebih detail lagi resepnya. "Itu urusan dapur," ujarnya. Menurutnya, hanya dengan menyuguhkan rasa yang enak dan kualitas yang terjamin, maka usaha baksonya bisa bersaing dengan warung lain.Karena kualitas menjadi perhatian utama Rizka, ia mengurus sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan sertifikasi kesehatan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat. "Bakso kami telah memiliki sertifikat dari MUI dan Dinkes," ungkapnya. Sertifikat itu sebagai bukti, WBM selain halal juga sehat tanpa bahan pengawet. Mitra sudah 22Untuk mengembangkan usahanya, sejak Februari 2010 lalu Rizka menawarkan kemitraan WBM. Dasarnya, permintaan bakso masih banyak, baik di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) maupun di wilayah lainnya. Bermodalkan kualitas, rasa, serta harga yang kompetitif, Rizka sangat yakin usaha baksonya akan terus berkembang.Setelah hampir setahun menawarkan kemitraan, WBM telah berhasil menjaring 22 mitra. Rizka mengatakan, jumlah itu akan bertambah seiring masuknya permintaan kemitraan untuk daerah Sumatra dan Kalimantan pada awal 2011. "Bisnis makanan terutama bakso tidak mengenal krisis dan musiman. Kapanpun, di manapun, siapapun akan tetap makan bakso," ujar Rizka yakin.Rizka menawarkan tiga paket kemitraan WBM. Paket A atau investasi master bernilai Rp 40 juta untuk pendirian tiga gerai langsung. Paket B dengan biaya investasi Rp 15 juta untuk gerai berbentuk gerobak. Paket C senilai Rp 10 juta juga dalam bentuk gerobak. Untuk paket B lebih pada konsep gerobak di mal. Sedang, paket C pilihan lokasinya lebih luas, seperti sekolah dan fasilitas umum. Biaya investasi tersebut sudah termasuk biaya kemitraan sebesar Rp 4 juta untuk tiap paket, tapi belum bahan baku awal. "Agar kualitas dan rasa terjaga, setiap outlet wajib memesan bahan baku setiap bulannya," katanya.Rizka menjual tiap mangkok bakso seharga Rp 6.000. Harga bakso sama, baik untuk bakso ukuran besar (L), sedang (M) atau kecil (S). Dengan harga segitu, ia memperkirakan omzet per gerai bisa mencapai Rp 18 juta per bulan. Sehingga, mitra bisa balik modal sekitar 4 bulan. Pengamat Waralaba dari Proverb Erwin Halim menilai, bisnis bakso memang masih bisa menjadi pilihan usaha. Soalnya, selain nilai investasi awalnya terjangkau, harga makanannya pun terbilang murah dengan konsumen yang banyak. "Kemitraan bakso memang tumbuh sangat pesat," kata Erwin.Tetapi, agar bisa bersaing, Erwin berpesan, kualitas dan rasa harus menjadi perhatian utama, termasuk suplai bahan baku. Makanya, perlu manajemen yang rapi dan bagus untuk membuka usaha ini.Warung Bakso MandiriJl Raya Kebon Pedes 58 Bogor, Jawa Barat Telp. 0251-8376809

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi