KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kunjungan Perdana Menteri (PM) China, Li Keqiang membuahkan kesepakatan baru. Salah satunya menyangkut kerja sama perdagangan minyak sawit. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Bogor pada Senin (7/5), Li Keqiang sepakat untuk membuka lebih besar keran impor sawit dari Indonesia. Dengan kesepakatan itu, China akan menambah impor minyak sawit mentah atau
crude palm oil (CPO) dari Indonesia minimal 500.000 ton per tahun. Tahun 2017, volume ekspor CPO ke China adalah sebesar 3,73 juta ton.
Selain penambahan volume impor sawit, China berjanji mempermudah impor buah tropis Indonesia, seperti salak, buah naga dan manggis. Retno mengungkapkan, kesepakatan baru tersebut cukup berarti bagi Indonesia. Kesepakatan ini diharapkan bisa menurunkan defisit neraca perdagangan Indonesia-China. Sebagai gambaran, tahun 2017, defisit neraca dagang RI-China mencapai US$ 12,72 miliar. "Patut bersyukur, setelah selama dua tahun kita bisa menekan defisit dengan angka signifikan, sekarang ada komitmen konkret dari mereka untuk meningkatkan impor sawit sampai 500.000 ton," katanya di Komplek Istana Bogor, Senin (7/5). Luhut B Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman mengatakan, selain kesepakatan di bidang perdagangan, pertemuan antara Li Keqiang dengan Presiden Jokowi juga menyepakati kerjasama promosi pembangunan ekonomi komprehensif. Menurut Luhut, fokus kerjasama tersebut diarahkan pada empat koridor ekonomi Indonesia. Salah satunya, pembangunan infrastruktur Kualanamu
Aerocity dan kawasan industri di Sumatera Utara. Dalam kesempatan itu Li Keqiang bilang, dirinya mendorong investor China berinvestasi di empat koridor ekonomi sedang dikembangkan Indonesia. "Penekanan kami ke perusahaan Tiongkok adalah investasi, gunakan tenaga Indonesia, supaya bermanfaat bagi masyarakat," katanya Hibah pembangunan waduk SELAIN berkomitmen untuk meningkatkan kerjasama perdagangan dan investasi, Pemerintah China juga siap untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam menggenjot pembangunan infrastruktur.
Bahkan dalam pertemuan antara Perdana Menteri China Li Keqiang dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Pemerintah China memberikan hibah US$ 260 juta ke Indonesia untuk membantu pembangunan waduk. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, hibah diberikan untuk pembangunan dua waduk, yaitu Waduk Jenelata di Gowa Sulawesi Selatan dan waduk Riam Kiwa di Banjar Kalimantan Selatan. "Tadi MoU untuk desain final waduk saja," katanya, Senin (7/5). Dua waduk tersebut memiliki kapasitas berbeda. Jenelata bisa untuk irigasi 22.000 hektare, PLTA 1 X 20 MW. Sedangkan Riam Kiwa untuk air baku dan irigasi di bawah 5.000 hektare. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia