Liabilitas melonjak, laba Sariguna Primatirta (CLEO) naik dua kali lipat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) mencetak kinerja gemilang pada sembilan bulan pertama tahun ini. Emiten air minum ini mencatat kenaikan pendapatan hingga 30,64% menjadi Rp 775,69 miliar pada periode Januari-September 2019.

Tak cuma mencatat lonjakan pendapatan, laba bersih CLEO pun meningkat pesat. Sariguna Primatirta mengantongi laba bersih Rp 94,02 miliar pada akhir September 2019, naik dua kali lipat ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Penjualan air minum dalam kemasan Sariguna Primatirta naik untuk semua segmen, baik itu penjualan dalam botol, galon, gelas, dan penjualan lainnya. Porsi terbesar penjualan CLEO adalah air minum botol yang mengontribusi 42,56% penjualan atau sebesar Rp 330,16 miliar.


Baca Juga: Harga Saham CLEO Naik Hampir Dua Kali Lipat. Ini Target Kinerja Sariguna Primatirta

Penjualan terbesar kedua berasal dari air minum galon yang mencapai Rp 243,15 miliar atau 31,35%. Sedangkan penjualan air minum dalam gelas CLEO mencapai Rp 199,16 miliar atau 25,67% dari total penjualan. Sisanya adalah penjualan lain-lain.

Berdasarkan laporan keuangan CLEO yang dipublikasikan Senin (28/10), bisnis air minum dalam gelas memiliki margin laba kotor 21,11%. Sedangkan margin kotor penjualan air minum dalam botol mencapai 34,22%.

Penjualan air minum galon memiliki margin laba kotor 47,85%. Secara total, margin laba kotor CLEO mencapai 35,03%, meningkat dari 33,44% secara tahunan.

Selain kenaikan penjualan, laba Sariguna Primatirta pun ditopang oleh penurunan beban keuangan sebesar 52,75% menjadi Rp 8,75 miliar. 

Baca Juga: Sampai akhir 2019, Sariguna Primatirta (CLEO) optimistis capai target pertumbuhan 35%

Pada akhir September 2019, total aset CLEO mencapai Rp 1,22 triliun, meningkat 46,04% dari akhir 2018 lalu yang sebesar Rp 833,93 miliar. Total liabilitas CLEO melejit 146,07% menjadi Rp 488,34 miliar.

"Total liabilitas meningkat karena ada kenaikan utang usaha 29,66%, kenaikan pinjaman bank sebesar 608,33%, dan kenaikan utang pembiayaan lembaga keuangan dan utang lain-lain sebesar 79,24%. Kenaikan liabilitas ini untuk menunjang kegiatan investasi dan penambahan modal kerja perusahaan," ungkap Lukas Setio Wongso Wong, Direktur Keuangan Sariguna Primatirta dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, kemarin.

CLEO mengantongi kredit investasi dari Bank Mandiri pada Maret 2019 lalu. Per September, saldo terutang kredit investasi ini sebesar Rp 219,76 miliar.

Sementara aset CLEO meningkat karena adanya pembelian aset berupa tanah dan bangunan, mesin, dan kendaraan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati