CALIFORNIA. Mozilla Foundation, perusahaan nirlaba Grup Mozilla Corporation, mengumpulkan masyarakat teknologi informasi (TI) di Indonesia. Langkah ini bertujuan untuk membantu melakukan penyesuaian Firefox dan merekomendasikan tren iklan di internet terbaru. Cara ini dilakukan Mozilla agar bisa mempertahankan pasar browser di Indonesia. Mozilla membentuk sebuah kelompok yang terdiri dari delapan kota dengan sekitar 1.000 relawan. "Mereka bakal berkumpul pada akhir bulan ini untuk bertukar ide menciptakan aplikasi-aplikasi baru," ujar Gen Kanai Direktur Kontributor Mozilla untuk Asia. Menurut hitungan StatConter, Mozilla saat ini telah menggenggam 75%-80% pangsa pasar browser di Indonesia. Pencapaian ini menjadi yang tertinggi di Asia. Pesaing terbesar Firefox adalah Explorer dan Google Chrome yang hanya meraih 30% pangsa pasar browser. Para analis dan pengguna web memiliki pendapat bahwa Firefox mendapat tempat di Indonesia karena Firefox memberi layanan add-ons yang memungkinkan para pengguna untuk membuat secara personal add-ons mereka sendiri. Browser lain tidak menawarkan itu cuma-cuma namun dengan biaya sekitar Rp 238 juta. "Itulah yang membuat pengguna bisa mendesain apapun yang mereka mau dan perlu dan promosi dari mulut ke mulut berjalan hingga Firefox berkembang pesat," ujar Yofie Setiawan, pembuat web yang juga anggota grup ini.
Libatkan masyarakat TI, Mozilla kuasai 80% pangsa pasar browser di Indonesia
CALIFORNIA. Mozilla Foundation, perusahaan nirlaba Grup Mozilla Corporation, mengumpulkan masyarakat teknologi informasi (TI) di Indonesia. Langkah ini bertujuan untuk membantu melakukan penyesuaian Firefox dan merekomendasikan tren iklan di internet terbaru. Cara ini dilakukan Mozilla agar bisa mempertahankan pasar browser di Indonesia. Mozilla membentuk sebuah kelompok yang terdiri dari delapan kota dengan sekitar 1.000 relawan. "Mereka bakal berkumpul pada akhir bulan ini untuk bertukar ide menciptakan aplikasi-aplikasi baru," ujar Gen Kanai Direktur Kontributor Mozilla untuk Asia. Menurut hitungan StatConter, Mozilla saat ini telah menggenggam 75%-80% pangsa pasar browser di Indonesia. Pencapaian ini menjadi yang tertinggi di Asia. Pesaing terbesar Firefox adalah Explorer dan Google Chrome yang hanya meraih 30% pangsa pasar browser. Para analis dan pengguna web memiliki pendapat bahwa Firefox mendapat tempat di Indonesia karena Firefox memberi layanan add-ons yang memungkinkan para pengguna untuk membuat secara personal add-ons mereka sendiri. Browser lain tidak menawarkan itu cuma-cuma namun dengan biaya sekitar Rp 238 juta. "Itulah yang membuat pengguna bisa mendesain apapun yang mereka mau dan perlu dan promosi dari mulut ke mulut berjalan hingga Firefox berkembang pesat," ujar Yofie Setiawan, pembuat web yang juga anggota grup ini.