KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengusulkan agar menu ikan yang kaya akan protein dapat masuk dalam menu program Makan Bergizi Gratis (MBG). Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto turut mensosialisasikan kepada pengusaha daerah di sektor kelautan dan perikana untuk dapat memasok ikan dalam program yang akan dimulai tahun depan ini. "Teman-teman pelaku usaha di daerah akan kita libatkan, nah itu kita sosialisasikan supaya itu diberikan kepada masyarakat," kata Yugi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (19/12).
Baca Juga: BEI Beberkan Sektor Potensial di Tahun 2025, Apa Saja? Secara umum, Yugi menilai, dari sisi pelaku usaha program makan bergizi gratis, swasembada pangan hingga hilirisasi pangan akan membawa peluang-peluang baru bagi pengusaha di daerah. Untuk itu, pihaknya menghimbau kepada Kadin setiap daerah untuk dapat memetakan kelebihan dan kekurangan potensi daerah yang bisa digali dalam mendukung program pemerintan ini. "Nah kita Kadin Indonesia bida mendukung dari segi kebijakannya, mungkin kita juga dengan akses permodalannya," jelas Yugi. Selain peningkatan investasi, menurutnya, Kadin dapat berperan dalam penguatan ekosistem logistik dan infrastruktur, penguatan inovasi dan teknologi, peningkatan ekspor produk perikanan, pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM). Terkhusus di sektor kelautan dan perikanan, Kadin mengklaim telah memiliki beberapa langkah strategis dalam mendukung program swasembada pangan, dan makan bergizi gratis. Pertama, Kadin dapat mendorong investasi untuk di perikanan tangkap, budidaya, pengolahan, serta infrastruktur pendukung. "Kami juga memiliki perhatian serius terhadap akses konektivitas antar-daerah untuk mendukung distribusi pangan hasil laut," pungkasnya.
Baca Juga: Prabowo Curhat, Program Unggulannya Banyak yang Nyinyir: Enggak Apa-apa Saya Diejek Tak hanya itu, menurutnya penerapan teknologi seperti sistem pengawasan kapal, digitalisasi rantai pasok, sistem manajemen stok perikanan berbasis data, dan teknologi budidaya berkelanjutan juga harus terus dikembangkan untuk menciptakan efisiensi. Pihaknya juga berkomitmen bersama pemerintah akan memfasilitasi promosi produk perikanan di dalam negeri agar masyarakat gemar makan ikan sebagai pangan bergizi tinggi, di samping juga promosi ke pasar internasional untuk meningkatkan komoditas-komoditas ekspor unggulan. Selain itu, Yugi mengatakan program pelatihan dan pendampingan usaha kecil sangat penting juga dilakukan agar pelaku UMKM mampu meningkatkan produktivitas dan lebih berdaya saing, baik di pasar domestik maupun global. Berdasarkan Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) angka pertumbuhan rata-rata produksi perikanan Indonesia mencapai 2.56% per tahun, 21,84 juta ton di tahun 2020 menjadi 23,54 juta ton di tahun 2023. Angka pertumbuhan rata-rata produksi perikanan tangkap mencapai 5,41% per tahun, angka pertumbuhan rata-rata produksi ikan budi daya mencapai 2,40% per tahun, sementara angka pertumbuhan rata-rata produksi rumput laut mencapai 0,55% per tahun.
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Emiten Unggas yang Bisa Dilirik Para Investor Kekuatan sumber daya air di Indonesia terdiri dari luas laut yang mencapai 3,26 Juta km2, memiliki 17.508 Pulau, luas tambak 785 ribu Hektar, serta luas area budidaya air tawar mencapai 2,8 Juta Hektar.
Meski memiliki potensi besar, menurut Yugi sektor kelautan juga menghadapi beberapa tantangan mengenai isu pencemaran lingkungan, penangkapan hasil laut berkelebihan, perizinan kapal tangkap, subsidi bahan bakar, hingga penangkapan ikan ilegal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .