JAKARTA. Momen lebaran yang identik dengan liburan sekolah seakan membawa berkah bagi industri mainan anak. Salah satunya, bagi PT Sinar Harapan Plastik (SHP) yang merasakan kenaikan pendapatan hingga Rp 7 miliar. Di bulan-bulan biasa, biasanya SHP berhasil meraup pendapatan sekitar Rp 6 miliar. "Kenaikan tersebut biasanya terjadi saat pasca lebaran, karena rata-rata anak-anak selalu membeli mainan setelah menerima THR," ucap Hary Tio, Direktur Utama SHP kepada KONTAN, Selasa (15/7). Sekedar tahu saja, SHP memproduksi mainan anak jenis tunggang beroda tiga maupun empat, manual maupun listrik. Mainan SHP diberikan laber SHP Toys. Saat ini, SHP memiliki pabrik yang berlokasi di Cengkareng, Jakarta Barat. Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi sekitar 600.000 unit per tahunnya. Namun, jumlah tersebut baru terpenuhi sekitar 60% sampai 70%-nya saja. Itu berarti baru sekitar 360.000 unit - 420.000 unit per tahunnya. "Namun, jika banyak permintaan kita bisa memaksimalkan produksi menjadi 80%," ucap Hady. Sedangkan untuk liburan sekolah saat momen Lebaran tiba, Hady mengaku perseroan mengalami peningkatan permintaan volume sekitar 20%-30%. Sayang, ia enggan mengatakan berapa volume yang berhasil terjual per bulannya. Hingga kini, produksi mainan SHP masih diperuntukan seluruhnya untuk pasar domestik. Namun Hary bilang, perusahaannya diharapkan tahun depan sudah mulai ekspor. "Kita sudah melakukan beberapa negosiasi dengan klien di luar negeri, diharapkan tahun depan sudah mulai ekspor," tuturnya. Pasar ekspornya itu akan disebarkan ke wilayah Timur Tengah dan Amerika Selatan seperti, Venezuela dan Peru. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Libur Lebaran, SHP targetkan pendapatan Rp 7 M
JAKARTA. Momen lebaran yang identik dengan liburan sekolah seakan membawa berkah bagi industri mainan anak. Salah satunya, bagi PT Sinar Harapan Plastik (SHP) yang merasakan kenaikan pendapatan hingga Rp 7 miliar. Di bulan-bulan biasa, biasanya SHP berhasil meraup pendapatan sekitar Rp 6 miliar. "Kenaikan tersebut biasanya terjadi saat pasca lebaran, karena rata-rata anak-anak selalu membeli mainan setelah menerima THR," ucap Hary Tio, Direktur Utama SHP kepada KONTAN, Selasa (15/7). Sekedar tahu saja, SHP memproduksi mainan anak jenis tunggang beroda tiga maupun empat, manual maupun listrik. Mainan SHP diberikan laber SHP Toys. Saat ini, SHP memiliki pabrik yang berlokasi di Cengkareng, Jakarta Barat. Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi sekitar 600.000 unit per tahunnya. Namun, jumlah tersebut baru terpenuhi sekitar 60% sampai 70%-nya saja. Itu berarti baru sekitar 360.000 unit - 420.000 unit per tahunnya. "Namun, jika banyak permintaan kita bisa memaksimalkan produksi menjadi 80%," ucap Hady. Sedangkan untuk liburan sekolah saat momen Lebaran tiba, Hady mengaku perseroan mengalami peningkatan permintaan volume sekitar 20%-30%. Sayang, ia enggan mengatakan berapa volume yang berhasil terjual per bulannya. Hingga kini, produksi mainan SHP masih diperuntukan seluruhnya untuk pasar domestik. Namun Hary bilang, perusahaannya diharapkan tahun depan sudah mulai ekspor. "Kita sudah melakukan beberapa negosiasi dengan klien di luar negeri, diharapkan tahun depan sudah mulai ekspor," tuturnya. Pasar ekspornya itu akan disebarkan ke wilayah Timur Tengah dan Amerika Selatan seperti, Venezuela dan Peru. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News