Libur panjang akhir Oktober mulai terasa dampaknya terhadap kenaikan kasus Covid-19



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, konsekuensi penularan Covid-19 imbas libur panjang pada 28 Oktober-1 November lalu mulai terasa dalam beberapa hari terakhir. 

"Ketika (kasus) turun, ada long weekend yang kita laksanakan, konsekuensinya sekarang kita mulai menyaksikan kenaikan (kasus) lagi," ujar Anies dalam webinar diselenggarakan DPMPTSP DKI, Selasa (24/11/2020). 

Dia mengatakan, peningkatan kasus penularan Covid-19 juga berbanding lurus dengan banyaknya kegiatan masyarakat di luar rumah. "Mobilitas penduduk terhadap peningkatan kasus itu terasa sekali. Makin tinggi warga berada di luar rumah, makin tinggi peningkatan kasus," kata dia. 


Anies menjabarkan, dalam sebuah grafik, kasus aktif tertinggi terjadi pada September lalu dan mulai menurun pada Oktober dan awal November. Namun, kasus aktif Covid-19 kembali meningkat beberapa hari terakhir, yang semula berada di bawah garis grafik 8.000 kasus aktif, kini kembali sejajar di angka 8.000 kasus aktif.  "Jadi, terlihat ada korelasi antara pengetatan kolektif dengan pertumbuhan laju angka kasus aktif di Jakarta," ujar Anies. 

Dari grafik yang dipaparkan Anies, pada September lalu, kasus aktif Covid-19 sempat di atas angka 12.000 pasien. Saat itu, Anies memutuskan untuk menarik rem darurat dan memperketat PSBB. "Lompatan itu terjadi di bulan September, di sini lah kami kemudian terpaksa melakukan emergency brake," kata Anies. 

Dia membeberkan, 49 persen kasus aktif merupakan pasien Covid-19 yang tertular dalam kurun waktu 12 hari pertama bulan September, begitu juga 25 persen angka Covid-19 secara keseluruhan di Jakarta disumbang dari 12 hari pertama di bulan September. "Hanya 12 hari dibandingkan 6 bulan, kontribusi kasusnya itu 25 persen," kata Anies. 

Sebagai informasi, data per 23 November 2020, kasus Covid-19 di DKI Jakarta menembus angka 128.173 kasus, bertambah 1.009 kasus dibandingkan hari sebelumnya. Dari jumlah kasus tersebut, 117.003 pasien dinyatakan sembuh, 8.622 kasus aktif atau dalam perawatan atau isolasi, dan 2.548 pasien dinyatakan meninggal dunia. 

Baca Juga: Di tengah pandemi Covid-19, pemerintah optimistis masih dapat investasi migas

Sebelumnya diberitakan, keterisian di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, meningkat lebih dari 100 persen dua pekan pascalibur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW. Komandan Lapangan RSD Wisma Atlet Letkol Muhammad Arifin mengatakan, sebelum libur panjang akhir bulan Oktober lalu, angka keterisian Wisma Atlet tidak mencapai 30 persen. 

"Dulu sebelum liburan panjang kita di angka terendah, di bawah 30 persen seluruh tower," kata Arifin kepada Kompas.com, Jumat (20/11/2020). 

Arifin memberikan data terbaru per Jumat, yang menunjukkan keterisian RSD Wisma Atlet saat ini sudah meningkat lebih dari dua kali lipat. Di Tower 6, tingkat keterisian mencapai 67,38 persen. 

Dari 1.300 jumlah tempat tidur yang tersedia, sudah terisi 876 sehingga sisanya tinggal 424 tempat tidur. Tower 7 juga tingkat keterisiannya mencapai 65,59 persen. Dari 1578 tempat tidur yang tersedia, 1.035 sudah terisi dan hanya tersisa 543. Tower 6 dan 7 adalah tower yang digunakan untuk menangani pasien gejala ringan dan sedang. 

Sementara di Tower 5 yang diperuntukkan isolasi pasien tanpa gejala, tingkat keterisiannya mencapai 71,72 persen. Dari 1.570 tempat tidur yang tersedia, 1.126 sudah terisi sehingga tersisa 444. "Sekarang dua minggu pascaliburan panjang naik jadi segitu, dan masih bertambah terus ini," kata Arifin.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anies: Dampak Libur Panjang, Sekarang Kita Saksikan Kenaikan Kasus Covid-19"

Selanjutnya: Sektor pariwisata bisa bangkit dengan menerapkan protokol kesehatan ketat dan promosi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .