KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan depan, akan ada libur panjang akhir pekan setelah pemerintah menetapkan ada cuti bersama saat libur Maulid Nabi Muhammad. Meski sedang dilanda pandemi corona, berkaca pada libur panjang Agustus lalu banyak masyarakat yang memanfaatkannya untuk pergi liburan baik berwisata bahkan pulang kampung. Tentu ini berisiko mengingat wabah corona belum surut. Pakar epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Laura Navika Yamani meminta masyarakat dapat memilah mana yang dirasa penting ketika akan bepergian saat libur panjang akhir pekan mendatang. Jika memang dirasa perlu berpergian, penerapan protokol kesehatan harus disiplin dilakukan masyarakat. Misalnya saat akan berwisata, kata Laura, jika lokasi wisata yang hendak dikunjungi terlihat penuh pengunjung, hendaknya jangan memaksakan atau bisa mencari lokasi wisata lain yang lebih sepi pengunjung.
"Jangan memaksakan diri ketika melihat kondisi cukup ramai terus banyak orang berkerumun, itu kalau bisa ya dibatalkan saja berwisatanya. Karena ini kan kepentingannya untuk masyarakat juga atau mungkin bisa cari alternatif tempat lain," kata Laura saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (23/10).
Baca Juga: Tetap ingin pelesiran, ini tips liburan aman dari penularan virus corona Laura juga mengatakan jika, ada baiknya tidak mengajak anggota keluarga yang rentan terpapar Covid-19 untuk berpergian wisata saat pandemi. Tak hanya wisatawan saja, Laura juga mengimbau pengelola tempat wisata dapat lebih ketat dalam penerapan protokol kesehatan bagi pengunjung. Pengelola wisata diminta tak ragu untuk menegur pengunjung yang tidak menerapkan protokol kesehatan 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak). "Jangan kemudian hanya mengejar keuntungan saja. Mereka harus bisa mengingatkan pengunjung untuk menerapkan protokol kesehatan dan yang utamanya adalah mengatur kuota dari pengunjung agar bisa melakukan
physical distancing," imbuhnya. Adapun bagi masyarakat yang terpaksa pulang kampung, Laura menekankan pentingnya tetap menjalankan protokol kesehatan meski sampai di kampung halaman. Protokol kesehatan menjadi kunci dalam pencegahan penyebaran Covid-19. Sampai di kampung halaman akan lebih baik jika masyarakat bisa sadar melakukan isolasi mandiri dahulu, apalagi jika datang dari daerah zona merah. "Jaga jarak dengan orang-orang di desanya atau tempat kelahirannya. Jangan sampai mereka datang dari zona merah tidak terasa membawa virus lalu itukan berisiko buat orang-orang yang ada di desanya itu kasihan. Jangan langsung datang peluk-peluk, protokol kesehatan tetap utama," ujar Laura. Begitupun ketika orang tersebut kembali ke daerah domisilinya, protokol kesehatan tak boleh terlupakan. "Ketika kembali juga kalau ada rasa gejala segera lapor dan isolasi sendiri. Saya rasa masyarakat sudah paham akan apa yang harus dilakukan saat berpergian di masa pandemi," ujarnya. Pemerintah juga diminta untuk mengantisipasi adanya potensi klaster baru dari kasus Covid-19 saat libur panjang nanti. Menambah petugas-petugas di tempat-tempat yang dirasa akan jadi kerumunan wisatawan perlu dilakukan, selain edukasi dan sosialisasi akan protokol kesehatan terus digencarkan. "Pemerintah juga harus membuat skenario upaya antisipasi yang bisa dilakukan sebelum libur panjang. Kemudian juga ketika masa-masa libur panjang dan bahkan setelah libur panjang juga harus dipersiapkan, terkait upaya pengendalian kasus Covid-19. Jangan sampai ini jadi abai tetap harus di monitoring diawasi kegiatan masyarakat," imbuh Laura. Sementara itu, Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan menuturkan, jika libur panjang di masa pandemi ini, Ia lebih memilih di rumah bersama keluarga. Rully mengungkapkan, selama pandemi ini, ia hanya melakukan perjalanan luar kota untuk keperluan dinas. "Saya memilih di rumah saja kalau libur [tidak berwisata], karena cucu masih kecil," kata Rully. Ketika berpergian penting baginya untuk memastikan ke panitia atau pengelola tempat tujuannya bahwa protokol kesehatan sudah dilaksanakan dengan baik. Selain itu, Rully juga menyiapkan beberapa masker standar yang akan diganti setiap 4 jam sekali dan tak lupa menjaga jarak.
"Masker standar selalu bawa, lalu bawa instan hand sanitizer juga. Kalau di tempat tujuan selalu ada cuci tangan saya selalu cuci tangan dan juga pakai hand sanitizer. Dua-duanya cuci tangan dan hand sanitizer," kata Rully. Selain itu sebelum dan sesudah bepergian dinas ke luar kota, Rully juga selalu melakukan
rapid test.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat