KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada beberapa hal yang perlu dicermati industri saat libur panjang tiba. Yaitu, soal pengupahan saat libur berlangsung dan transportasi untuk mendistribusikan produk perusahaan. Soal upah misalnya, Prama Yudha Amdan, Corporate Communication Manager PT Asia Pacific Fiber Tbk (POLY) mengatakan bahwa regulasi mengatur industri yang bekerja selama 24 jam harus membayar upah lembur untuk para pekerjanya. "Dan semakin banyak libur maka semakin membebani perusahaan," ujar Prama kepada Kontan.co.id (21/12). Kedua yang menjadi sorotan lainnya ialah persoalan distribusi produk yang bakal terhambat dengan penutupan jalur perjalanan bagi kontainer. "Biasanya di periode puncak arus saat liburan akan ditutup jalur-jalur tertentu, tentu ini berdampak pada produktivitas kami," urai Prama. Ia melanjutkan, dahulu peraturan penutupan jalan tol dan jalur lainnya terbilang menyulitkan. Di mana transportasi perusahaan tidak diperkenankan melewati jalur distribusi produknya karena bertepatan dengan memuncaknya lalu lintas liburan. Tahun ini, kata Yudha, berkaca pada Lebaran kemarin pembatasan sudah lumayan longgar dengan tidak melakukan penutupan full melainkan sistem buka tutup. "Kalau tol tidak boleh masuk, diperkenan menggunakan. Sementara kalau penuh maka pakai non-tol," katanya. Secara teori, terang Yudha, proses seperti ini membebani ongkos distribusi dan menurunkan efisiensi. Belum lagi kalau tidak pakai tol, misalnya kata Yudha, POLY memakai jalanan tempat pemukiman warga dan mendistribusikan bahan kimia kalau terjadi kecelakaan tentu sangat berbahaya bagi masyarakat.
Libur panjang tekan produktivitas Asia Pacific
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada beberapa hal yang perlu dicermati industri saat libur panjang tiba. Yaitu, soal pengupahan saat libur berlangsung dan transportasi untuk mendistribusikan produk perusahaan. Soal upah misalnya, Prama Yudha Amdan, Corporate Communication Manager PT Asia Pacific Fiber Tbk (POLY) mengatakan bahwa regulasi mengatur industri yang bekerja selama 24 jam harus membayar upah lembur untuk para pekerjanya. "Dan semakin banyak libur maka semakin membebani perusahaan," ujar Prama kepada Kontan.co.id (21/12). Kedua yang menjadi sorotan lainnya ialah persoalan distribusi produk yang bakal terhambat dengan penutupan jalur perjalanan bagi kontainer. "Biasanya di periode puncak arus saat liburan akan ditutup jalur-jalur tertentu, tentu ini berdampak pada produktivitas kami," urai Prama. Ia melanjutkan, dahulu peraturan penutupan jalan tol dan jalur lainnya terbilang menyulitkan. Di mana transportasi perusahaan tidak diperkenankan melewati jalur distribusi produknya karena bertepatan dengan memuncaknya lalu lintas liburan. Tahun ini, kata Yudha, berkaca pada Lebaran kemarin pembatasan sudah lumayan longgar dengan tidak melakukan penutupan full melainkan sistem buka tutup. "Kalau tol tidak boleh masuk, diperkenan menggunakan. Sementara kalau penuh maka pakai non-tol," katanya. Secara teori, terang Yudha, proses seperti ini membebani ongkos distribusi dan menurunkan efisiensi. Belum lagi kalau tidak pakai tol, misalnya kata Yudha, POLY memakai jalanan tempat pemukiman warga dan mendistribusikan bahan kimia kalau terjadi kecelakaan tentu sangat berbahaya bagi masyarakat.