JAKARTA. Musim liburan benar-benar mendatangkan berkah bagi maskapai penerbangan yang menggarap pasar domestik. Di tengah himpitan krisis, lonjakan penumpang di pertengahan Juni ini menjadi momen yang sangat berharga. "Omzet kami melonjak hingga 25% dibandingkan hari biasa," ujar R Hanna Simatupang Corporate Communication manager Sriwijaya Air kepada KONTAN kemarin (25/6). Hanna menjelaskan, peningkatan tersebut mulai dirasakan sejak musim liburan sekolah dimulai pada 15 Juni lalu. "Load factor kami pun melonjak hingga ada yang mencapai 100% untuk rute-rute tertentu," imbuhnya. Dalam kondisi normal, load factor maskapai yang melayani 35 kota tujuan di Indonesia ini berkisar 85%. Pada musim liburan ini, Sriwijaya Air memang menerapkan harga yang lebih tinggi ketimbang hari-hari biasa. "Wajarlah. Jika permintaan tinggi, otomatis harga yang kami tawarkan juga bisa ikut naik," terang Hanna. Ujungnya, peningkatan jumlah penumpang itu turut mendongkrak omzet Sriwijaya Air dalam satu pekan terakhir ini. "Soalnya banyak yang sudah pesan jauh-jauh hari," ungkap Hanna. Hal serupa juga terjadi pada maskapai penerbangan lain. Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait mengatakan, peningkatan load factor mulai terasa sejak pekan kedua bulan Juni hingga musim akhir Juli nanti. "Load factor kami biasanya mendekati 90%. Saat ini rata-rata berkisar 95%," ujar Edward. Sementara itu, Mandala belum merealisasikan rencananya untuk menambah kursi. "Rencana penambahan frekuensi ada. Tapi, kami melihat untuk saat ini belum perlu," ujar Head Corporate Communication Mandala Air Trisia Megawati KD. Trisa menjelaskan, dengan jumlah frekuensi yang ada sekarang ini, Mandala masih bisa mengakomodasi kebutuhan penumpang. Saat ini, Mandala menyediakan 550.00 kapasitas kursi per bulan untuk berbagai tujuan.
Libur Sekolah Tiba, Omzet Maskapai Penerbangan Melonjak
JAKARTA. Musim liburan benar-benar mendatangkan berkah bagi maskapai penerbangan yang menggarap pasar domestik. Di tengah himpitan krisis, lonjakan penumpang di pertengahan Juni ini menjadi momen yang sangat berharga. "Omzet kami melonjak hingga 25% dibandingkan hari biasa," ujar R Hanna Simatupang Corporate Communication manager Sriwijaya Air kepada KONTAN kemarin (25/6). Hanna menjelaskan, peningkatan tersebut mulai dirasakan sejak musim liburan sekolah dimulai pada 15 Juni lalu. "Load factor kami pun melonjak hingga ada yang mencapai 100% untuk rute-rute tertentu," imbuhnya. Dalam kondisi normal, load factor maskapai yang melayani 35 kota tujuan di Indonesia ini berkisar 85%. Pada musim liburan ini, Sriwijaya Air memang menerapkan harga yang lebih tinggi ketimbang hari-hari biasa. "Wajarlah. Jika permintaan tinggi, otomatis harga yang kami tawarkan juga bisa ikut naik," terang Hanna. Ujungnya, peningkatan jumlah penumpang itu turut mendongkrak omzet Sriwijaya Air dalam satu pekan terakhir ini. "Soalnya banyak yang sudah pesan jauh-jauh hari," ungkap Hanna. Hal serupa juga terjadi pada maskapai penerbangan lain. Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait mengatakan, peningkatan load factor mulai terasa sejak pekan kedua bulan Juni hingga musim akhir Juli nanti. "Load factor kami biasanya mendekati 90%. Saat ini rata-rata berkisar 95%," ujar Edward. Sementara itu, Mandala belum merealisasikan rencananya untuk menambah kursi. "Rencana penambahan frekuensi ada. Tapi, kami melihat untuk saat ini belum perlu," ujar Head Corporate Communication Mandala Air Trisia Megawati KD. Trisa menjelaskan, dengan jumlah frekuensi yang ada sekarang ini, Mandala masih bisa mengakomodasi kebutuhan penumpang. Saat ini, Mandala menyediakan 550.00 kapasitas kursi per bulan untuk berbagai tujuan.