Dengan kekuatan jaringan, komputer berinternet, dan telepon seluler, Anda bisa menjajal usaha ini. Tanpa modal besar, Anda bisa menawarkan paket perjalanan murah karena tak butuh biaya operasional. Anda bisa langsung mengantongi untung. Berwisata ke luar negeri semakin tren dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu pemicunya adalah makin banyaknya penawaran penerbangan murah ke luar negeri dari beberapa maskapai regional. Syarat pemesanan tiket jauh-jauh hari tidak menghalangi peminat untuk memesan tiket murah itu. Yang penting, mereka bisa jalan-jalan ke luar negeri dengan biaya murah.Maraknya penawaran tiket murah juga memunculkan bisnis baru, yaitu trip organizer atau travel planner. Usaha ini menawarkan jasa perencanaan dan pengaturan keberangkatan perjalanan ke luar negeri dengan biaya ala backpacker. “Sekarang kalau mau liburan ke Korea Selatan, misalnya, biayanya tak perlu sampai puluhan juta. Cukup dana Rp 5 juta sampai Rp 8 juta,” kata Glen Ahsan, seorang travel planner yang mengelola situs www.mendadakturis.com.Glen membuka usaha ini sejak dua tahun lalu. Ia melihat peluang besar dari booming penawaran tiket pesawat murah. “Kalau dari maskapai ada tiket murah, kenapa kita tidak mencoba membuka layanan paket liburan murah ke luar negeri?” katanya. Glen optimistis, layanan yang ia tawarkan akan semakin berkembang. Sebab, liburan ke luar negeri sudah menjadi tren di masyarakat kita, khususnya kawula muda. Peluang serupa juga dilihat Imelda, pemilik usaha trip organizer di bawah bendera Mel Everywhere yang beroperasi akhir tahun lalu. “Peminatnya lumayan, layanan yang saya berikan tidak hanya ke luar negeri, tapi juga paket liburan murah ke beberapa kota domestik,” katanya. Saking ramainya peminat pelancong ke luar negeri, Rakhmand Adi Nugroho, pemilik CV Adinvesindo, biro perjalanan wisata ala backpacker, secara khusus menawarkan paket wisata bernama Ransel Indonesia. Dia menawarkan paket perjalanan berbiaya murah ke sejumlah negara, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Vietnam. Dalam sebulan, dia mampu memberangkatkan 60 orang ke sejumlah negara di Asia Tenggara.Margin laba 15%Jika Anda ingin menjajal usaha ini, jangan mengharapkan laba yang besar meskipun pasar bisnis ini cukup lebar. Keuntungan hanya berasal dari pemangkasan sejumlah biaya seperti pemandu lokal, penginapan, akomodasi, dan makanan. Semakin banyak Anda mengeksplorasi lokasi wisata, kemungkinan memangkas pengeluaran semakin besar.Baik Rakhmand, Imelda, maupun Glen bilang, margin usaha ini hanya sekitar 10% hingga 15%. “Kalau lebih dari itu, tujuan kita untuk memberikan paket wisata murah tidak tercapai,” tutur Imelda. Imelda bilang, dalam sebulan, kini ia bisa melayani tiga hingga empat perjalanan wisata, baik ke dalam negeri maupun luar negeri. Adapun Glen yang lebih banyak melayani perjalanan wisata ke luar negeri bisa mengelola tiga hingga empat perjalanan ke luar negeri dalam sebulan. “Kadang bisa sampai enam hingga 10 perjalanan,” ujarnya. Penghasilan bersihnya dalam sebulan rata-rata mencapai Rp 30 juta. Lain lagi dengan Rakhmand yang bilang omzet per bulannya bisa Rp 120 juta hingga Rp 180 juta. Dari omzet itu, ia mengantongi keuntungan bersih sekitar Rp 12 juta sampai Rp 18 juta. Pengeluaran terbesar dari bisnis ini adalah biaya tiket pesawat. Pengeluaran tiket mencapai 50% dari omzet. Porsi biaya logistik, akomodasi, dan tiket masuk tujuan wisata sekitar 30%. Pengeluaran lain dialokasikan untuk membeli oleh-oleh dan kebutuhan tak terduga, seperti obat-obatan.Glen bilang, meski margin keuntungan kecil, jika sering memberangkatkan rombongan, akumulasi labanya akan besar. “Yang penting frekuensinya,” katanya. Karena itu, ia selalu berusaha agar jasa yang ia tawarkan semakin dikenal. Mengandalkan internetYang menarik, modal yang dibutuhkan untuk membuka usaha ini tergolong kecil. “Modal awal saya malah nol. Yang penting memiliki komputer berkoneksi internet dan telepon genggam,” ungkap Glen. Selain itu, usaha ini tidak membutuhkan tim besar dan lokasi usaha. “Tugas kami hanya mengatur perjalanan. Jadi, untuk awalnya bisa dikelola sendiri secara langsung. Yang penting, kami memiliki jaringan (perusahaan penyedia) akomodasi perjalanan,” katanya. Imelda juga hanya bermodal komputer berinternet dan telepon seluler saat memulai usaha ini. “Tapi, saya juga menyiapkan dana sekitar Rp 15 juta hingga Rp 20 juta yang digunakan sebagai uang transaksi bila ada pihak-pihak yang berkaitan dengan akomodasi meminta uang muka cepat,” jelasnya. Pengeluaran rutin bulanan usaha ini juga tidak banyak. “Kami tidak berkantor dan memiliki karyawan. Jadi tidak ada biaya operasional rutin. Karena itu pula paket wisata ini bisa murah,” kata Glen. Setiap bulan, dia hanya mengeluarkan biaya rutin untuk membeli pulsa internet, telepon, dan transportasi. Glen tidak perlu menggaji karyawan atau membayar sewa kantor lantaran semua ia lakukan secara virtual.Imelda juga demikian. Bahkan, untuk berpromosi, mereka juga tidak mengalokasikan biaya khusus. “Cukup memanfaatkan iklan-iklan gratis di internet atau melalui media sosial yang ada,” jelasnya. Selama ini, Imelda hanya bermodalkan akun Facebook untuk mempromosikan layanan usahanya. Melalui media sosial tersebut, ia memajang foto-foto perjalanannya dengan klien. Adapun Glen memanfaatkan situs mendadakturis.com untuk menawarkan usahanya. Melalui website itu, dia memperkenalkan layanan serta hasil perjalanannya. Glen bilang, website sangat penting untuk memperkenalkan diri. “Orang yang mau ke luar negeri biasanya akan mencari informasi ke internet dulu,” katanya. Di media website tersebut, dia juga memajang foto perjalanannya dengan klien, sekaligus testimoni. Glen bilang, testimoni klien sangat penting. Tujuannya untuk membangun kepercayaan calon klien selanjutnya. “Kadang mereka meragukan layanan kita. Maklum, tidak ada kantor, cuma bermodal website serta memberi layanan perjalanan wisata murah. Tidak mudah meyakinkan calon klien. Mereka takut jadi korban penipuan,” jelas Glen. Website yang menarik dan memberikan informasi yang mendalam akan membantu membangun kepercayaan calon klien. “Kalau perlu, mereka kami ajak bertemu dan kita langsung presentasi. Yang penting, kami harus tegaskan mengapa kita bisa memberikan harga murah,” ujar Glen.Dengan cara ini, akhirnya pelanggan bisa menjadi media promosi berjalan alias promosi dari mulut ke mulut. Perkuat jaringanMeski terkesan mudah dan murah, usaha ini tak bisa dijalankan dengan asal-asalan. Agar sukses, sebaiknya, Anda memang hobi jalan-jalan. Dengan begitu, Anda memiliki bekal pengalaman di suatu tempat atau negara tujuan wisata. Sebelum memulai usaha ini, Glen adalah seorang traveller dan penulis kisah perjalanan. “Sebelum menjalankan usaha ini, selama setahun, saya mencoba mengorganisasi teman-teman sendiri untuk wisata ke luar negeri. Awalnya tak perlu mencari untung. Yang penting dari pertemanan ini, saya sudah mendapatkan jaringan bakal calon klien selanjutnya,” katanya. Ketika sudah komersial, ia baru memikirkan margin laba. Awalnya, klien Glen maupun Imelda adalah teman-teman sendiri. “Dari mereka nantinya layanan kami akan disampaikan dari mulut ke mulut. Tidak menutup kemungkinan, kantor-kantor mereka juga akan menggunakan jasa kami,” kata Glen. Selain itu, Anda juga harus membuka jaringan dengan maskapai penerbangan. Tujuannya tak lain supaya Anda bisa mendapatkan layanan khusus bisa mengajukan pembelian tiket. Tidak perlu kerja sama secara kontrak, cukup memperkenalkan diri dan usaha yang kita jalankan. “Dengan kerja sama ini, kami akan mendapatkan prioritas informasi bila mereka menawarkan tiket murah,” kata Glen. Untuk membina hubungan baik itu, Anda bisa datang ke kantor maskapai penerbangan dengan membawa berkas semacam proposal dan melakukan sedikit presentasi. Di negara-negara tujuan, Anda juga perlu membangun jaringan. Tapi mereka tidak perlu agen perjalanan khusus. Bila Anda memiliki kenalan mahasiswa atau warga negara Indonesia yang ada di luar negeri dan sudah menguasai negara tersebut, mereka bisa menjadi “modal” jaringan Anda. Cara itu jauh lebih mudah dan murah ketimbang harus mencari mitra biro perjalanan di negara tujuan. “Kita tinggal pesan penginapan dan akomodasi, sekaligus rute perjalanan,” kata Glen Biasanya, jika memanfaatkan jasa mahasiswa atau WNI di negara tersebut, biayanya akan lebih murah. Misalnya di Singapura, tour guide WNI di sana hanya memungut fee sekitar Rp 600.000 per hari. Sementara jika tour guide-nya orang Singapura, fee-nya bisa Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta sehari. Tidak ada salahnya juga Anda memiliki jaringan penginapan murah serta transportasi dalam kota di negara tujuan. “Semua bisa dicari di internet jika memang tidak ada kenalan di sana. Kalau sudah menemukan, kita bisa melakukan komunikasi dengan mereka,” jelas Imelda. Untuk menghindari penipuan, gunakan layanan akomodasi yang sudah direkomendasikan para traveller. Karena itu, penting juga bergabung dengan komunitas traveller yang memiliki jaringan internasional. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Liburan ala backpacker: Modalnya jaringan
Dengan kekuatan jaringan, komputer berinternet, dan telepon seluler, Anda bisa menjajal usaha ini. Tanpa modal besar, Anda bisa menawarkan paket perjalanan murah karena tak butuh biaya operasional. Anda bisa langsung mengantongi untung. Berwisata ke luar negeri semakin tren dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu pemicunya adalah makin banyaknya penawaran penerbangan murah ke luar negeri dari beberapa maskapai regional. Syarat pemesanan tiket jauh-jauh hari tidak menghalangi peminat untuk memesan tiket murah itu. Yang penting, mereka bisa jalan-jalan ke luar negeri dengan biaya murah.Maraknya penawaran tiket murah juga memunculkan bisnis baru, yaitu trip organizer atau travel planner. Usaha ini menawarkan jasa perencanaan dan pengaturan keberangkatan perjalanan ke luar negeri dengan biaya ala backpacker. “Sekarang kalau mau liburan ke Korea Selatan, misalnya, biayanya tak perlu sampai puluhan juta. Cukup dana Rp 5 juta sampai Rp 8 juta,” kata Glen Ahsan, seorang travel planner yang mengelola situs www.mendadakturis.com.Glen membuka usaha ini sejak dua tahun lalu. Ia melihat peluang besar dari booming penawaran tiket pesawat murah. “Kalau dari maskapai ada tiket murah, kenapa kita tidak mencoba membuka layanan paket liburan murah ke luar negeri?” katanya. Glen optimistis, layanan yang ia tawarkan akan semakin berkembang. Sebab, liburan ke luar negeri sudah menjadi tren di masyarakat kita, khususnya kawula muda. Peluang serupa juga dilihat Imelda, pemilik usaha trip organizer di bawah bendera Mel Everywhere yang beroperasi akhir tahun lalu. “Peminatnya lumayan, layanan yang saya berikan tidak hanya ke luar negeri, tapi juga paket liburan murah ke beberapa kota domestik,” katanya. Saking ramainya peminat pelancong ke luar negeri, Rakhmand Adi Nugroho, pemilik CV Adinvesindo, biro perjalanan wisata ala backpacker, secara khusus menawarkan paket wisata bernama Ransel Indonesia. Dia menawarkan paket perjalanan berbiaya murah ke sejumlah negara, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Vietnam. Dalam sebulan, dia mampu memberangkatkan 60 orang ke sejumlah negara di Asia Tenggara.Margin laba 15%Jika Anda ingin menjajal usaha ini, jangan mengharapkan laba yang besar meskipun pasar bisnis ini cukup lebar. Keuntungan hanya berasal dari pemangkasan sejumlah biaya seperti pemandu lokal, penginapan, akomodasi, dan makanan. Semakin banyak Anda mengeksplorasi lokasi wisata, kemungkinan memangkas pengeluaran semakin besar.Baik Rakhmand, Imelda, maupun Glen bilang, margin usaha ini hanya sekitar 10% hingga 15%. “Kalau lebih dari itu, tujuan kita untuk memberikan paket wisata murah tidak tercapai,” tutur Imelda. Imelda bilang, dalam sebulan, kini ia bisa melayani tiga hingga empat perjalanan wisata, baik ke dalam negeri maupun luar negeri. Adapun Glen yang lebih banyak melayani perjalanan wisata ke luar negeri bisa mengelola tiga hingga empat perjalanan ke luar negeri dalam sebulan. “Kadang bisa sampai enam hingga 10 perjalanan,” ujarnya. Penghasilan bersihnya dalam sebulan rata-rata mencapai Rp 30 juta. Lain lagi dengan Rakhmand yang bilang omzet per bulannya bisa Rp 120 juta hingga Rp 180 juta. Dari omzet itu, ia mengantongi keuntungan bersih sekitar Rp 12 juta sampai Rp 18 juta. Pengeluaran terbesar dari bisnis ini adalah biaya tiket pesawat. Pengeluaran tiket mencapai 50% dari omzet. Porsi biaya logistik, akomodasi, dan tiket masuk tujuan wisata sekitar 30%. Pengeluaran lain dialokasikan untuk membeli oleh-oleh dan kebutuhan tak terduga, seperti obat-obatan.Glen bilang, meski margin keuntungan kecil, jika sering memberangkatkan rombongan, akumulasi labanya akan besar. “Yang penting frekuensinya,” katanya. Karena itu, ia selalu berusaha agar jasa yang ia tawarkan semakin dikenal. Mengandalkan internetYang menarik, modal yang dibutuhkan untuk membuka usaha ini tergolong kecil. “Modal awal saya malah nol. Yang penting memiliki komputer berkoneksi internet dan telepon genggam,” ungkap Glen. Selain itu, usaha ini tidak membutuhkan tim besar dan lokasi usaha. “Tugas kami hanya mengatur perjalanan. Jadi, untuk awalnya bisa dikelola sendiri secara langsung. Yang penting, kami memiliki jaringan (perusahaan penyedia) akomodasi perjalanan,” katanya. Imelda juga hanya bermodal komputer berinternet dan telepon seluler saat memulai usaha ini. “Tapi, saya juga menyiapkan dana sekitar Rp 15 juta hingga Rp 20 juta yang digunakan sebagai uang transaksi bila ada pihak-pihak yang berkaitan dengan akomodasi meminta uang muka cepat,” jelasnya. Pengeluaran rutin bulanan usaha ini juga tidak banyak. “Kami tidak berkantor dan memiliki karyawan. Jadi tidak ada biaya operasional rutin. Karena itu pula paket wisata ini bisa murah,” kata Glen. Setiap bulan, dia hanya mengeluarkan biaya rutin untuk membeli pulsa internet, telepon, dan transportasi. Glen tidak perlu menggaji karyawan atau membayar sewa kantor lantaran semua ia lakukan secara virtual.Imelda juga demikian. Bahkan, untuk berpromosi, mereka juga tidak mengalokasikan biaya khusus. “Cukup memanfaatkan iklan-iklan gratis di internet atau melalui media sosial yang ada,” jelasnya. Selama ini, Imelda hanya bermodalkan akun Facebook untuk mempromosikan layanan usahanya. Melalui media sosial tersebut, ia memajang foto-foto perjalanannya dengan klien. Adapun Glen memanfaatkan situs mendadakturis.com untuk menawarkan usahanya. Melalui website itu, dia memperkenalkan layanan serta hasil perjalanannya. Glen bilang, website sangat penting untuk memperkenalkan diri. “Orang yang mau ke luar negeri biasanya akan mencari informasi ke internet dulu,” katanya. Di media website tersebut, dia juga memajang foto perjalanannya dengan klien, sekaligus testimoni. Glen bilang, testimoni klien sangat penting. Tujuannya untuk membangun kepercayaan calon klien selanjutnya. “Kadang mereka meragukan layanan kita. Maklum, tidak ada kantor, cuma bermodal website serta memberi layanan perjalanan wisata murah. Tidak mudah meyakinkan calon klien. Mereka takut jadi korban penipuan,” jelas Glen. Website yang menarik dan memberikan informasi yang mendalam akan membantu membangun kepercayaan calon klien. “Kalau perlu, mereka kami ajak bertemu dan kita langsung presentasi. Yang penting, kami harus tegaskan mengapa kita bisa memberikan harga murah,” ujar Glen.Dengan cara ini, akhirnya pelanggan bisa menjadi media promosi berjalan alias promosi dari mulut ke mulut. Perkuat jaringanMeski terkesan mudah dan murah, usaha ini tak bisa dijalankan dengan asal-asalan. Agar sukses, sebaiknya, Anda memang hobi jalan-jalan. Dengan begitu, Anda memiliki bekal pengalaman di suatu tempat atau negara tujuan wisata. Sebelum memulai usaha ini, Glen adalah seorang traveller dan penulis kisah perjalanan. “Sebelum menjalankan usaha ini, selama setahun, saya mencoba mengorganisasi teman-teman sendiri untuk wisata ke luar negeri. Awalnya tak perlu mencari untung. Yang penting dari pertemanan ini, saya sudah mendapatkan jaringan bakal calon klien selanjutnya,” katanya. Ketika sudah komersial, ia baru memikirkan margin laba. Awalnya, klien Glen maupun Imelda adalah teman-teman sendiri. “Dari mereka nantinya layanan kami akan disampaikan dari mulut ke mulut. Tidak menutup kemungkinan, kantor-kantor mereka juga akan menggunakan jasa kami,” kata Glen. Selain itu, Anda juga harus membuka jaringan dengan maskapai penerbangan. Tujuannya tak lain supaya Anda bisa mendapatkan layanan khusus bisa mengajukan pembelian tiket. Tidak perlu kerja sama secara kontrak, cukup memperkenalkan diri dan usaha yang kita jalankan. “Dengan kerja sama ini, kami akan mendapatkan prioritas informasi bila mereka menawarkan tiket murah,” kata Glen. Untuk membina hubungan baik itu, Anda bisa datang ke kantor maskapai penerbangan dengan membawa berkas semacam proposal dan melakukan sedikit presentasi. Di negara-negara tujuan, Anda juga perlu membangun jaringan. Tapi mereka tidak perlu agen perjalanan khusus. Bila Anda memiliki kenalan mahasiswa atau warga negara Indonesia yang ada di luar negeri dan sudah menguasai negara tersebut, mereka bisa menjadi “modal” jaringan Anda. Cara itu jauh lebih mudah dan murah ketimbang harus mencari mitra biro perjalanan di negara tujuan. “Kita tinggal pesan penginapan dan akomodasi, sekaligus rute perjalanan,” kata Glen Biasanya, jika memanfaatkan jasa mahasiswa atau WNI di negara tersebut, biayanya akan lebih murah. Misalnya di Singapura, tour guide WNI di sana hanya memungut fee sekitar Rp 600.000 per hari. Sementara jika tour guide-nya orang Singapura, fee-nya bisa Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta sehari. Tidak ada salahnya juga Anda memiliki jaringan penginapan murah serta transportasi dalam kota di negara tujuan. “Semua bisa dicari di internet jika memang tidak ada kenalan di sana. Kalau sudah menemukan, kita bisa melakukan komunikasi dengan mereka,” jelas Imelda. Untuk menghindari penipuan, gunakan layanan akomodasi yang sudah direkomendasikan para traveller. Karena itu, penting juga bergabung dengan komunitas traveller yang memiliki jaringan internasional. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News