Liburan, transaksi forex menciut



JAKARTA. Menjelang libur lebaran transaksi foreign exchange (forex) yang tercatat di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) menurun. Berdasarkan catatan NNJ, volume transaksi per Juli turun 0,7% month-on-month.

Volume transaksi per Juli sebanyak 122.820 lot. Padahal sampai akhir Juni volume transaksi BBJ mencapai 123.770 lot.

Penurunan transaksi forex di BBJ sebenarnya sudah terjadi sejak Mei lalu. Saat itu, transaksi hanya sebanyak 125.345 lot. Namun jika dibandingkan dengan volume transaksi di Januari, yang cuma 116.094 lot, memang tampak peningkatan.


BBJ mempunyai 10 pasangan mata uang yang tercatat. Namun, tiga pairing mendominasi volume transaksi, dengan porsi 93,58% dari total transaksi. Tiga pasangan mata uang itu adalah EUR/USD, GBP/USD dan AUD/USD (lihat tabel).

GBP/USD selama Juli menjadi pasangan mata uang yang paling banyak ditransaksikan. Di bulan sebelumnya, yang paling laris adalah pairing EUR/USD. Di mana total transaksi GBP/USD per Juli 42.560 lot. Sementara EUR/USD hanya 39.583 lot.

Menurut Direktur BBJ, M. Bihar Sakti Wibisono, penurunan transaksi forex selama bulan Juli adalah hal yang wajar. "Angkanya tidak terlalu signifikan. Kemungkinan karena investor melihat peluang yang lebih baik ditempat lain seperti komoditas misalnya," papar dia.

Bihar memperkirakan, banyaknya kegiatan lain menjelang Lebaran bisa mempengaruhi banyaknya transaksi. "Banyak yang sudah mulai libur," ungkap dia. Karena itu, banyak yang tidak melakukan trading.

Paling favorit

Selama ini, pairing EUR/USD memang tergolong paling favorit. Bihar menuturkan, krisis Eropa membuat pasangan mata uang itu, semakin menarik untuk ditransaksikan. "Kondisi Eropa sering menjadi berita utama. Informasi yang beredar juga melimpah," tutur Bihar.

Apalagi, transaksi forex cenderung sensitif terhadap informasi. "Sedikit berita saja akan mempengaruhi valas terlebih dahulu, baru ke komoditas. Ini sekaligus menjadi peluang yang lebih terbuka bagi yang ingin mendapat untung," papar Bihar.

Peningkatan nilai transaksi pasangan mata uang GBP/USD menurut Albertus Christian, Analis Monex Investindo Futures, karena sentimen yang mempengaruhi pergerakan pasangan tersebut lebih banyak dibanding euro. Akibatnya, fluktuasi mata uang Inggris ini semakin tajam dibanding euro.

Selain karena pengaruh fluktuasi nilai tukar, kebutuhan dalam bentuk riil juga mempengaruhi banyak tidaknya volume perdagangan. "Biasanya tujuannya untuk hedging atau meminimalkan resiko harga yang fluktuatif," ujar Albertus.

Albertus menambahkan, resiko di Juni-Juli jauh lebih kecil dibanding bulan sebelumnya. Akibatnya, nilai transaksi forex tidak besar di bulan itu. "Karena fluktuasi cenderung berkurang. bisa jadi pelaku pasar mengalihkan dananya," analisa dia.

Menurut Albertus, potensi lain yang mungkin terjadi adalah pengalihan dana. Dia menduga pelaku pasar memindahkan dana dan mulai trading komoditas atau saham.

Atau bisa jadi, pelaku pasar justru memilih menunggu. Karena kondisi pasar di bulan Juli memang cenderung stagnan. "Khususnya menjelang September banyak event penting," kata Albertus. Seperti rapat konstitusi Jerman terkait fasilitas bailout dan potensi stimulus The Fed akan diumumkan September.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana