JAKARTA. Setelah Tunisia dan Mesir, kini krisis politik mulai merambat ke negara-negara Afrika Utara dan Timur Tengah, seperti Libya dan Iran. Namun memanasnya situasi politik di dua negara kaya minyak ini rupanya tidak berdampak besar terhadap aktivitas impor bahan bakar minyak (BBM) PT Pertamina. Buktinya, Pertamina masih bisa mengimpor BBM seperti biasa. Untuk bulan Maret ini misalnya, Pertamina tetap bisa mengimpor premium sebanyak 5 juta barel. Jumlah itu sama dengan impor premium pada bulan Februari 2011. Impor BBM ini merupakan upaya Pertamina untuk terus mempertahankan stok BBM sebanyak 22 hari sehingga kilang tetap beroperasi. Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Djaelani Sutomo mengatakan, aktivitas impor relatif tidak terganggu karena Pertamina banyak mengimpor minyak dari Arab Saudi dan Singapura. "Pengaruh krisis politik di Timur Tengah terhadap pengadaan minyak kita ada, tapi sedikit saja," kata Djaelani, Senin (28/2).
Libya bergolak, impor minyak Pertamina masih aman
JAKARTA. Setelah Tunisia dan Mesir, kini krisis politik mulai merambat ke negara-negara Afrika Utara dan Timur Tengah, seperti Libya dan Iran. Namun memanasnya situasi politik di dua negara kaya minyak ini rupanya tidak berdampak besar terhadap aktivitas impor bahan bakar minyak (BBM) PT Pertamina. Buktinya, Pertamina masih bisa mengimpor BBM seperti biasa. Untuk bulan Maret ini misalnya, Pertamina tetap bisa mengimpor premium sebanyak 5 juta barel. Jumlah itu sama dengan impor premium pada bulan Februari 2011. Impor BBM ini merupakan upaya Pertamina untuk terus mempertahankan stok BBM sebanyak 22 hari sehingga kilang tetap beroperasi. Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Djaelani Sutomo mengatakan, aktivitas impor relatif tidak terganggu karena Pertamina banyak mengimpor minyak dari Arab Saudi dan Singapura. "Pengaruh krisis politik di Timur Tengah terhadap pengadaan minyak kita ada, tapi sedikit saja," kata Djaelani, Senin (28/2).