Lifting Gas Bumi Mengalami Penurunan menjadi 918 Ribu Barel pada Semester I-2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan dokumen Laporan Realisasi Semester I dan Prognosis Semester II bahwa rata-rata lifting gas bumi mengalami penurunan yaitu dari 955 ribu barel setara minyak per hari (rbsmph) pada semester I tahun 2023 menjadi 918 rbsmph pada semester I tahun 2024.

"Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan tingkat alamiah sumur migas yang tinggi sejalan dengan fasilitas produksi migas utama yang telah menua," tulis Sri Mulyani, dikutip Rabu (17/7).

Secara terpisah, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendorong kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk mengembangkan sumber minyak dan gas bumi yang ditemukan. 


Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, percepatan produksi ini dibutuhkan untuk mendukung target produksi gas bumi sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari pada 2030.

Baca Juga: Kemenkeu Catat Setoran Migas Capai Rp 55 Triliun pada Semester I-2024, Turun 7,6%

"Target ini termasuk dalam rencana jangka panjang (LTP) SKK Migas, sehingga target produksi 2030 harus menjadi komitmen bersama kontraktor," kata Dwi dalam Peringatan Ulang Tahun SKK Migas ke 22, dikutip Rabu (17/7).

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryodipuro mengatakan, produksi migas diperkirakan akan dapat meningkat di semester II dengan masuknya kontribusi dari akselerasi pemboran sumur (termasuk program workover) salah satunya Banyu Urip Infill Clastic dan project onstream seperti lap akatara dan forel," kata Hudi kepada Kontan, Senin (15/7).

Ia menerangkan, program Fiiling the Gap antara lain insiatif program additional dan akselerasi WO/WS, program debottlenecking fasilitas produksi, optimasi salur gas termasuk upaya reducing fuel/flare, optimasi kegiatan planned S/D (di luar program WP&B 2024) juga diharapkan sudah berkontribusi untuk memperkecil gap produksi minyak.

"Selain itu upaya pemeliharaan juga dijalankan untuk memastikan kehandalan fasilitas produksi sampai akhir tahun" ujar Hudi.

Hudi menambahkan bahwa pihaknya sudah inventarisir dan diskusi teknis dengan semua KKKS dan sudah ada rekomendasi teknis untuk setiap lapangan, misalnyà akan ada studi suburface untuk memastikan potensinya, reaktivasi sumur atau pemboran. 

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga meminta kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Migas untuk segera mengusahakan Bagian Wilayah Kerja migas potensial yang tidak diusahakan (idle) atau mengembalikannya. Upaya ini dilakukan untuk mengoptimalisasi produksi migas.

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Ariana Soemanto mengatakan, Kriteria Bagian Wilayah Kerja (WK) Migas potensial yang idle tersebut antara lain terdapat lapangan produksi yang selama 2 tahun berturut-turut tidak diproduksikan, atau terdapat lapangan dengan plan of development (POD) selain POD ke-1 yang tidak dikerjakan selama 2 tahun berturut-turut.

Selain itu, lanjutnya, apabila terdapat struktur pada WK eksploitasi yang telah mendapat status discovery dan tidak dikerjakan selama 3 tahun berturut-turut.

“Terhadap bagian WK Migas yang potensial namun idle, perlu dilakukan upaya, tidak bisa terus didiamkan. Saat ini sedang diinventarisasi dan segera diambil upaya optimalisasi. Setidaknya ada 4 upaya optimalisasi yang nantinya dapat dilakukan,” kata Ariana, Minggu (7/7).

Baca Juga: Pertamina Hulu Rokan (PHR) Temukan Cadangan Minyak Baru 3000 BOPD

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati