Lifting migas terganjal masalah kapal pengangkut



JAKARTA. Produksi minyak dan gas (migas) Indonesia hingga pertengahan Agustus cukup menggembirakan. SKK Migas mencatat produksi minyak mencapai 834.000 barel per hari (bph).

Namun lifting minyak hingga Agustus hanya mencapai 817.000 bph atau masih di bawah target lifting minyak dalam APBNP 2016 sebesar 820.000 bph. Kepala Humas SKK Migas, Taslim Z. Yunus mengakui lifting migas sampai akhir Agustus 2016 memang masih di bawah target APBNP 2016.

"Kan produksi rata-rata sampai sekarang lebih dari 834.000 bph. Tetapi Kapal yang mengambilnya belum maksimal karena jumlahnya terbatas terutama untuk (migas) bagian negara,"kata Taslim kepada KONTAN pada Minggu (28/8).


Biarpun begitu, Taslim optimis hingga akhir tahun lifting minyak bisa tercapai sesuai APBNP 2016. Sayangnya Taslim tidak menjelaskan upaya apa saja yang akan dilakukan SKK Migas untuk memaksimalkan penjualan migas milik negara.

Sementara itu, PT Pertamina (persero) yang mendapatkan mandat dalam mengolah dan menjual migas milik negara membantah kekurangan armada kapal pengangkutan.

VP Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan lifting minyak mentah bagian Pemerintah hampir 100% telah terangkut semuanya.

Pertamina dan SKK Migas juga terus berkoordinasi untuk memastikan over/under lifting di akhir tahun 2016 seminimal mungkin. "Hingga saat ini kordinasi maksimal, sehingga lifting masih sesuai target," ujar Wianda.

SKK Migas mencatat penjualan produksi minyak dan gas atau lifting migas hingga akhir Juni 2016 tercatat mencapai 1,982 juta barel setara minyak per hari (boepd) atau sebesar 101,3% dari target APBNP 2016 1,93 juta boepd. Namun untuk lifting minyak hanya sebesar 817.000 bph. Sementara sisanya berasal dari penjualan gas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto