Lifting minyak tahun depan diproyeksi susut lagi



JAKARTA. Pemerintah memperkirakan tingkat produksi (lifting) minyak dan gas (migas) semakin mengecil pada tahun 2018. Alasannya masih klasik, yakni penurunan alamiah produksi blok migas yang ada akibat beban usia.

Berdasarkan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal tahun anggaran 2018, pemerintah memperkirakan lifting migas sebesar 1.965 hingga 2.050 ribu barel per hari (bph). Jumlah itu terdiri dari lifting minyak bumi sekitar 771.000 hingga 815.000 bph. Sedangkan lifting gas bumi sekitar 1,19 juta hingga 1,23 juta barel setara minyak per hari.

Asumsi itu lebih rendah dari target lifting minyak tahun ini yang sebesar 825.000 bph. Berkaca dari asumsi APBN tahun-tahun sebelumnya, target itu selalu gagal tercapai. Tahun 2016 misalnya, dari target lifting minyak sebesar 820.000 bph, hanya terealisasi 810.00 bph. Bahkan pencapaian lifting minyak 2015 lebih rendah lagi, hanya 778.00 bph, meleset dari target 825.000 bph.


"Perkiraan tingkat lifting tersebut berdasarkan pertimbangan kapasitas produksi dan tingkat penurunan alamiah lapangan migas yang ada, penambahan proyek yang akan mulai beroperasi, serta rencana kegiatan produksi yang dilaksanakan oleh Kontraktror Kontrak Kerja Sama (KKKS) pada tahun 2018," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menyerahkan pokok-pokok kebijakan fiskal 2018 ke DPR.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani melihat lifting minyak akan turun terus karena minat pengusaha di sektor ini melemah akibat kebijakan investasi yang kurang menguntungkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie