Lifting minyak terganggu produksi kilang Plaju



JAKARTA. Akibat terus mengalami kerugian karena pencurian minyak di jalur pipa minyak Plaju, Sumatera Selatan, PT Pertamina akhirnya menghentikan sementara jalur aliran minyaknya.

Akibat dihentikannya jalur pipa di Plaju tersebut, diperkirakan jumlah produksi minyak akan berkurang. Sebab, menurut Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, produksi minyak di Plaju mencapai 12.000 barel setiap harinya. Dengan begitu, Pemerintah berpotensi tidak mampu mencapai target lifting minyaknya di tahun 2013. Apalagi jika penghentian ini semakin lama dilakukan.

Menurut Hatta, penghentian produksi minyak ini dilakukan dalam jangka waktu yang tidak pasti. "Produksi kembali dilakukan jika pelaku pencurian telah ditangkap," jelas Hatta. Hatta menyayangkan produksi minyak harus dihentikan, meskipun ia juga tidak bisa berbuat banyak dengan maraknya pencurian minyak.


Menurutnya, untuk meningkatkan produksi minyak 12.000 barel, 3.000 barel per hari saja sudah sangat sulit, apalagi harus sampai dihentikan. Pengamat perminyakan dari Reforminer Institue Komaidi Notonegoro menilai, bila penghentian dilakukan lebih dari satu bulan, maka hal ini akan mengganggu produksi minyak Pemerintah.

"Jika produksi minyak berkurang mlebih dari 130.000 barrel per hari, maka dampaknya membuat target lifting tidak tercapai," ujarnya. Jumlah lifting minyak itu akan mempengaruhi keuangan negara karena berdampak terhadap penerimaan dan kebutuhan minyak yang harus ditutupi dari impor.

Sebelumnya, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2013, target lifting minyak mencapai 840.000 barel per hari.

Tidak mengganggu pasokan

Direktur Utama PT Pertamina, Karen Agustiawan mengatakan, penghentian produksi ini dipastikan tidak akan mempengaruhi pasokan minyak bumi.

Alasannya, sejak jauh hari, pihaknya sudah menyiapkan stok untuk kebutuhan masyarakat sebagai antisipasi meningkatnya kebutuhan BBM karena aktivitas mudik hari raya. Adapun hingga bulan Mei 2013 lalu realisasi lifting minyak yang diproduksi Pertamina mencapai 802.000 barel per hari. Sebelumnya, lifting minyak bumi nasional diperkirakan akan mengalami tren penurunan. Ini disebabkan kesalahan dalam tata kelola sehingga tidak ditemukan cadangan lifting minyak baru.

Berdasarkan data monitoring volume lifting minyak bumi nasional Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM terjadi penurunan volume lifting minyak.

Di bulan Juni, lifting minyak mencapai 848,77 ribu barrel per hari. Volume ini turun 1,18% dibandingkan bulan Mei yang mencapai 858,92 ribu barrel per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan