KONTAN.CO.ID - LONDON. Walau menjadi salah satu liga paling gemerlap, ternyata klub-klub Liga Primer Inggris mencatatkan kerugian hingga £ 599,54 juta untuk musim 2018/2019. Riset dari lembaga analisis keuangan sepak bola, Vysyble menunjukkan, kerugian pada Premier League sudah terjadi sejak musim 2018/2019, jauh sebelum munculnya pandemi virus corona. Kerugian yang didapat klub Liga Inggris bersamaan dengan rekor pendapatan tahunan yang capai £ 5,16 miliar atau setara dengan US$ 6,6 miliar.
Baca Juga: Bursa transfer musim panas Liga Italia akan dibuka 1 September hingga 5 Oktober Jika menghitung seluruh dua divisi teratas di Liga Inggris, yakni Premier League dan Championship, maka pendapatan dari 44 klub tersebut mencapai £ 6 miliar, namun kerugian yang didapat pun mendekati £ 1 miliar. "Angka kerugian terbaru akan menempatkan klub-klub di Liga Inggris dalam posisi yang sangat sulit karena saat ini sedang tertekan dengan masalah kesehatan. Terlebih, virus corona bukanlah penyebab kesulitan keuangan di sepakbola," kata Roger Bell, Direktur Vysyble. Lebih lanjut Vysyble bilang, laporan keuangan pada musim 2018/2019 cukup mengkhawatirkan. "Dengan rekor kerugian di level klub yang cukup besar dan hanya 36% dari klub Liga Premier yang mencapai keuntungan tahunan sejak 2009, persepsi Liga Inggris sebagai liga terkaya jelas tidak tepat," lanjut Bell. Berdasarkan teori
economic profit, yang menggunakan metrik kinerja mencakup semua biaya bisnis termasuk pajak dan biaya modal ekuitas, klub Liga Premier telah menghasilkan pendapatan kolektif sebesar £ 36,10 miliar sejak 2009. Namun, total kerugian pun membengkak jadi £ 2,72 miliar. Dari 11 musim, klub Liga Premier hanya dua kali mendapatkan untung. Yakni di musim 2016/2017 dengan laba £ 224,39 juta dan musim 2017/2018 dengan keuntungan £ 31,59 juta. Perubahan kinerja keuangan dari laba 2016/2017 sebesar £ 224,39 juta menjadi rekor kerugian £ 599,54 juta pada musim 2018/2019 merupakan pergerakan yang merugikan sebesar £ 823,93 juta. Padahal di saat yang sama, hak siar TV untuk Liga Inggris capai rekor £ 8,236 miliar.
Baca Juga: Berhemat, merek fesyen mewah Mulberry pangkas 1.500 pegawai secara global “Data kami secara konsisten menunjukkan bahwa sepak bola telah menjadi tuan atas kemalangannya sendiri dengan ketergantungan yang berlebihan pada pendapatan TV, rasio biaya staf terhadap pendapatan secara teratur melebihi batas operasi yang aman (pedoman UEFA merekomendasikan 70%) dan kegagalan untuk mengenali kunci dinamika dan tren keuangan," lanjut Bell. “Pemilik klub Liga Premier masih dipaksa untuk menyuntikkan dana ke klub mereka dengan neraca terbaru yang menunjukkan penyebaran tambahan £ 910 juta dalam modal ekuitas untuk 2018/2019 meskipun siklus TV pemecah rekor pendapatan. Ini telah menghasilkan kerugian ekonomi yang tak terhindarkan," pungkas dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari